Harga Minyak Kelapa Sawit di Awal Tahun 2023 Menurun

Harga referensi tersebut sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1598 Tahun 2022 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Jan 2, 2023 - 16:57
Harga Minyak Kelapa Sawit di Awal Tahun 2023 Menurun
Harga Minyak Kelapa Sawit Turun di Januari 2022. (Foto: /Kemenkop)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan harga referensi produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) periode 1–15 Januari 2023 adalah USD858,96/MT. Nilai tersebut turun sebesar USD13,03 atau 1,49% dari periode 16-31 Desember 2022, yaitu sebesar USD871,99/MT.

BACA JUGA : Jejak-Jejak 2022, Minyak Goreng Langka di Negara Kaya Sawit...

Harga referensi tersebut sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1598 Tahun 2022 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Selain itu, minyak goreng (refined, bleached, and deodorized/RBD Palm Olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan BK USD0/MT dengan penetapan merek sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1599 Tahun 2022 tentang Daftar Merek RBD Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 KG.

“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang mendekati ambang batas sebesar USD680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini maka Pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD52/MT dan pungutan ekspor CPO sebesar USD90/MT untuk periode 1—15 Januari 2023,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso dikutip Senin (2/1/2023).

Bea keluar CPO periode 1—15 Januari 2023 merujuk pada Kolom Angka 5 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.010/2022 sebesar USD 52/MT. Sementara itu, pungutan ekspor CPO periode 1-15 Januari 2023 merujuk pada Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2022 sebesar USD 90/MT.

Budi menerangkan, penurunan harga referensi CPO dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya terdapat penurunan pasokan akibat musim hujan, pelemahan kurs IDR terhadap USD, dan peningkatan permintaan terhadap minyak nabati pesaing khususnya minyak kedelai.

Sementara itu, lanjut Budi harga referensi biji kakao periode Januari 2023 ditetapkan sebesar 2.506,69/MT. Nilai ini naik sebesar USD79,54 atau 3,28% dari bulan sebelumnya.

"Hal ini berdampak pada peningkatan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Januari 2023 menjadi USD2.219/MT, meningkat USD 76,88 atau 3,59% dari periode sebelumnya," jelasnya.

BACA JUGA : Benarkah Harga Minyak Turun Gara-gara China?

Adapun peningkatan harga ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yaitu tetap 5% sesuai Kolom 2 Lampiran Huruf B pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.010/2022.

Kata Budi, peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao dipengaruhi musim hujan di daerah penghasil biji kakao.

Sedangkan untuk produk kulit dan kayu, HPE tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. BK produk kulit dan BK produk kayu sebagaimana tercantum pada Lampiran Huruf A Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.010/2022. 

(roi)