Konsistensi Sebagai Kota Pendidikan: Memberdayakan Warga untuk Kualitas Udara Bersih

Oleh: Prof Dr Suhartono S.Si M.Kom

Aug 25, 2023 - 22:33
Konsistensi Sebagai Kota Pendidikan: Memberdayakan Warga untuk Kualitas Udara Bersih

MESKIPUN kota Malang berjarak jauh dari ibu kota Jakarta, saat ini, Malang adalah sebuah kota dengan populasi yang signifikan dan kompleksitas perkotaan yang mencakup berbagai infrastruktur, fasilitas, dan layanan, yang terus berkembang sebagai kota pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk diakui bahwa Malang sedang menuju menjadi kota yang semakin urban di masa depan.

 

Salah satu ciri khas Malang adalah kualitas udara bersih dan sensasi dingin yang menyegarkan saat berjalan di pagi hari. Karakteristik ini menjadi dasar identitas Malang sebagai kota pendidikan. Setiap tahun, Malang menyambut calon mahasiswa. Data menunjukkan bahwa 330 ribu mahasiswa membanjiri kota Malang pada tahun akademik baru 2022/2023. Bagi sebagian warga Malang, kedatangan mahasiswa baru ini dianggap memiliki dampak negatif, seperti peningkatan lalu lintas kendaraan yang menyebabkan kemacetan.

 

Lebih lanjut, lonjakan jumlah penduduk tentu akan berdampak pada kualitas udara. Kualitas udara yang bersih, yang telah kita hirup, merupakan dasar utama bagi kemajuan Malang sebagai pusat pendidikan. Mengabaikan dasar ekologis dan kualitas udara yang bersih akan mengakibatkan degradasi lingkungan di luar batas kota. Ini pada akhirnya akan memengaruhi orang dari berbagai lapisan masyarakat, tanpa memandang usia dan status sosial ekonomi mereka, yang bertentangan dengan identitas kota pendidikan Malang. Meskipun saat ini, Malang tidak termasuk dalam sepuluh kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia: Pontianak, Palangkaraya, Balai Pungut, Pemangkat, Singkawang, Sungai Raya, Tangerang Selatan, Rangkasbitung, Pandeglang, dan Pekanbaru.

Saat pemerintah kota berupaya melestarikan lingkungan dan menjaga kualitas udara bersih, faktor yang paling penting perlu ditekankan adalah "Bagaimana kekuatan masyarakat dapat terlibat dan proaktif?"

 

Peran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kualitas udara bersih berkembang dari pengamat pasif menjadi peserta aktif dalam advokasi lingkungan yang bersih dan kualitas udara yang baik. Dalam artikel ini, penulis mengusulkan konsep "Konsistensi sebagai Kota Pendidikan: Memberdayakan Warga untuk Kualitas Udara Bersih."

 

Konsep ini mengeksplorasi bagaimana individu/warga/masyarakat dapat memainkan peran penting dalam membentuk lingkungan dan kualitas udara bersih yang mereka hirup, serta memberikan ruang untuk langkah-langkah nyata guna memastikan masa depan yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, konsep ini dapat dimulai dengan kampanye kesadaran dan inisiatif akar rumput, yang menyoroti berbagai cara masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan merevitalisasi ruang bersama untuk masyarakat.

1.      Arti Penting Udara Bersih bagi Masyarakat: Sungguhlah jelas bahwa udara bersih melampaui batas geografis dan menyatukan masyarakat dalam tujuan bersama. Tidak bisa diabaikan bahwa dampak negatif akibat polusi udara, mulai dari penyakit pernapasan hingga penyakit kardiovaskular, sangatlah penting. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong individu/warga/masyarakat untuk mengambil tindakan demi menjaga lingkungan sehat. Sudah saatnya masyarakat menyadari bahwa udara bersih bukan sekadar kemewahan, melainkan hak asasi manusia yang mendasar. Sudah tiba saatnya masyarakat menyadari peran mereka sebagai penjaga udara yang akan dinikmati oleh generasi mendatang.

 

2.      Berpindah dari Pengamat Pasif menjadi Peserta Aktif: Sudah lewat masa ketika individu/anggota masyarakat hanya menjadi penerima keputusan lingkungan yang dibuat oleh pemerintah kota. Saat ini, individu/anggota masyarakat harus menjadi pendukung proaktif perubahan, mendorong inisiatif yang mengutamakan udara bersih. Saat individu/anggota masyarakat bersatu untuk mengatasi kompleksitas kualitas udara, mereka memanfaatkan kekuatan kolektif untuk memengaruhi kebijakan, membentuk perencanaan perkotaan, dan menuntut akuntabilitas dari para pemangku kepentingan.

 

 

3.      Peran Kampanye Kesadaran dalam Memobilisasi Perubahan: Aspek sentral dari keterlibatan masyarakat adalah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kualitas udara bersih dan tindakan yang dapat diambil individu untuk berkontribusi. Inisiatif kampanye dapat meliputi pendidikan, lokakarya, dan platform berbagi informasi yang memberdayakan warga dengan pengetahuan. Melalui kampanye ini, individu/anggota masyarakat didorong oleh pilihan yang berdasarkan informasi, secara kolektif membawa pada lingkungan yang lebih bersih. Efek berantai dari kampanye kesadaran ini dapat mencakup seluruh lapisan masyarakat, dari sekolah hingga tempat kerja.

 

4.      Inisiatif Akar Rumput: Mengubah Niat menjadi Tindakan: Di luar kesadaran, inisiatif akar rumput menawarkan solusi praktis yang menerjemahkan niat menjadi tindakan. Kebun komunitas, kegiatan penanaman pohon, dan acara membersihkan lingkungan tidak hanya meningkatkan kualitas udara lokal tetapi juga memupuk rasa kepemilikan dan persahabatan di antara warga. Inisiatif luar biasa ini mendorong individu untuk menjadi agen perubahan yang aktif, meyakinkan bahwa setiap usaha memiliki arti, dan tindakan mereka benar-benar dapat mengubah dunia.

 

 

5.      Kemitraan Kolaboratif untuk Udara Bersih: Perjalanan menjadikan Malang konsisten sebagai kota dengan udara bersih memerlukan kerjasama dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah kota, lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, dan bisnis. Dengan membentuk kemitraan, komunitas yang berdampak dapat terbentuk, mengakses sumber daya untuk mempercepat perubahan. Kemitraan ini mendorong pertukaran gagasan, pengetahuan, dan sumber daya, memberi masyarakat kekuatan untuk merancang pendekatan inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka yang unik.

 

Berikut adalah beberapa kegiatan yang mencerminkan kemitraan kolaboratif untuk udara bersih:

1.      Program Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Pemerintah kota Malang, lembaga pendidikan, dan organisasi nirlaba dapat bekerja sama mengadakan program pendidikan tentang penciptaan lingkungan bersih, polusi udara, dan dampaknya. Kita akan menyelenggarakan beragam seminar, lokakarya, dan kampanye kesadaran di sekolah, universitas, dan masyarakat.

 

2.      Pemantauan Kualitas Udara: Berbagai pihak dapat bermitra untuk memasang jaringan sensor kualitas udara di berbagai lokasi di Malang. Data yang terkumpul dapat diakses oleh publik dan digunakan untuk memberi tahu masyarakat tentang tingkat polusi udara serta membantu pemerintah mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.

 

 

3.      Inovasi Teknologi: Kolaborasi antara lembaga pendidikan dan sektor swasta dapat mendorong pengembangan teknologi inovatif yang membantu mengurangi polusi udara. Misalnya, penting untuk mengembangkan perangkat filtrasi udara yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk mengatasi polusi udara.

4.      Rencana Aksi Bersama: Pemerintah, organisasi masyarakat, dan bisnis lokal dapat bekerjasama untuk mengembangkan rencana aksi bersama guna mengatasi polusi udara. Rencana ini bisa mencakup pengurangan emisi kendaraan, pengembangan ruang hijau, dan promosi transportasi berkelanjutan.

 

5.      Pengembangan Kebijakan Bersama: Kemitraan antara pemerintah dan organisasi nirlaba dapat membantu merumuskan kebijakan yang lebih ketat terkait emisi dan pengendalian polusi udara. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dapat memastikan bahwa kebijakan tersebut mencerminkan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.

 

 

6.      Kampanye Hijau di Bisnis: Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta perusahaan dapat bermitra dengan organisasi lingkungan untuk menyelenggarakan kampanye hijau di tempat kerja. Ini bisa meliputi pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya, penggunaan energi terbarukan, dan peningkatan kesadaran karyawan tentang dampak lingkungan.

 

7.      Pelaporan Transparansi: Berbagai pihak dapat bekerjasama dalam menyediakan laporan transparansi tentang emisi dan upaya mitigasi polusi udara di wilayah tersebut. Ini akan membantu masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya memantau kemajuan yang telah dicapai.

 

 

Sebagai kesimpulan, "Konsistensi sebagai Kota Pendidikan: Memberdayakan Warga untuk Udara Bersih" menyoroti kekuatan transformatif dari tindakan kolektif dan tanggung jawab individu dalam upaya menjaga lingkungan dengan kualitas udara bersih. Mulai dari mengakui pentingnya udara bersih hingga memobilisasi kampanye kesadaran dan inisiatif akar rumput, jelas bahwa masyarakat akan berkomitmen untuk lingkungan yang bersih dan kualitas udara yang baik. Saat warga bersatu dalam advokasi lingkungan dan udara bersih, mereka tidak hanya melestarikan lingkungan mereka tetapi juga membentuk warisan bagi generasi yang akan datang. (****)

Penulis adalah dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dewan Pakar Majelis Daerah KAHMI Kota Malang, Founder Lembaga Kursus dan Pelatihan Artikel Bibliometrik, dan anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).