Kendarai Truk Terbuka Warga Palestina Mulai Kosongkan Rafah

Beberapa kamp tenda tersebut berada di sekolah-sekolah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara kamp lainnya berada di lapangan terbuka atau di sepanjang jalan raya selama berbulan-bulan.

May 10, 2024 - 12:28
Kendarai Truk Terbuka Warga Palestina Mulai Kosongkan Rafah

NUSADAILY.COM – GAZA - Warga Palestina mulai meninggalkan tenda-tenda pengungsian di Rafah dalam jumlah besar selama tiga hari terakhir, seiring dengan ancaman serangan besar dari Israel.

Beberapa kamp besar yang menampung para pengungsi Palestina, termasuk kamp utama di pusat Rafah yang menampung ribuan tenda, secara signifikan berkurang pada Selasa (7/5) hingga Rabu (8/5).

Dikutip dari CNN, beberapa kamp di Rafah mengalami penurunan jumlah populasi sejak awal pekan ini, tetapi sebagian besar kamp teridentifikasi mengalami penurunan terbesar sejak Selasa pekan ini.

Beberapa kamp tenda tersebut berada di sekolah-sekolah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara kamp lainnya berada di lapangan terbuka atau di sepanjang jalan raya selama berbulan-bulan.

Kini, sejumlah besar orang yang tinggal di kamp tersebut telah mengungsi. Namun, masih banyak yang tetap tinggal di kamp-kamp tersebut meskipun militer Israel (IDF) telah memerintahkan mereka untuk pergi.

Pada Kamis (9/5), seorang juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan bahwa mereka memperkirakan 80 ribu pengungsi telah melarikan diri dari kota Gaza selatan, tetapi mencatat bahwa situasinya sangat dinamis.

Sementara itu, militer Israel memperkirakan sekitar 150 ribu orang telah meninggalkan daerah Rafah timur setelah diperintahkan untuk mengungsi pada awal pekan ini.

Rafah telah menjadi fokus utama perang Israel di Gaza dalam beberapa waktu terakhir, karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar dari sayap ekstrem koalisinya untuk meluncurkan operasi darat skala penuh di kota tersebut untuk menumpas Hamas.

Sementara koalisi yang lebih moderat mendesaknya untuk memprioritaskan kesepakatan gencatan senjata demi keselamatan para sandera.

Di sisi lain, tekanan internasional semakin mendesak Israel tidak menyerang kota yang padat penduduknya itu.

Pasalnya, selama hampir tujuh bulan perang, lebih dari 1 juta warga Palestina telah berlindung di Rafah. Hamas juga diyakini telah berkumpul kembali di daerah tersebut, setelah Israel menghancurkan sebagian besar wilayah utara Jalur Gaza.

Di tengah serangan membabi buta Israel di Rafah, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengirimkan kejutan ke seluruh AS dan Israel, ketika ia memperingatkan bahwa Washington akan menghentikan beberapa pengiriman senjata Amerika jika Netanyahu memerintahkan invasi besar-besaran ke Rafah.

Militer Israel mulai melakukan operasi darat pada Selasa, setelah merebut sisi Gaza dari penyeberangan perbatasan Rafah. Operasi yang saat ini telah berlangsung sebagian besar difokuskan di bagian paling timur Rafah, tak sampai dua kilometer jaraknya dari kamp terdekat.

Invasi juga dilakukan di tengah negosiasi gencatan senjata yang tengah berlangsung di ibu kota Kairo, Mesir.(han)