Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno Dibuka untuk Semua

Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat membuka peluang bagi para pelaku industry untuk melakukan riset di sana.

Jul 6, 2023 - 14:29
Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno Dibuka untuk Semua

NUSADAILY.COM – BOGOR -  Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat membuka peluang bagi para pelaku industry untuk melakukan riset di sana. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka kesempatan kepada para pelaku industri untuk memanfaatkan fasilitas riset yang berada di  KST Soekarno. KST tersebut menjadi pusat riset hayati berupa pangan, kesehatan maupun lingkungan yang terintegrasi.

 
"Ini dibuka untuk semua pihak, termasuk industri," ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko saat meninjau fasilitas KST Soekarno di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu, 5 Juli 2023 sebagimana dilansir dari medcom.id.
 
KST Soekarno merupakan pusat riset untuk bidang life science yang dibangun di atas lahan seluas 198 hektare dan diinisiasi oleh Presiden Pertama Indonesia Soekarno sejak tahun 1964. Dari total lahan tersebut, BRIN mengalokasikan area seluas 30 hektare sebagai kawasan komersial.

 BRIN menyediakan fasilitas untuk tenant industri berbasis penelitian dan pengembangan. Bahkan, fasilitas itu juga ada beberapa yang memproduksi reagen, enzim, vaksin, dan sebagainya.
 
"Ini untuk pertama kalinya di Indonesia kita bisa mengembangkan vaksin dalam satu lokasi, karena semuanya ada di sini, termasuk untuk uji," kata Handoko.
 
Lebih lanjut, Handoko berharap keberadaan KST Soekarno dengan berbagai fasilitas mampu mendorong dan mempercepat pengembangan berbagai varietas unggul baru untuk ternak maupun pertanian. Handoko menyampaikan, KST Soekarno dilengkapi alat deteksi cepat, baik untuk deteksi penyakit dini maupun deteksi kualitas bibit sedini mungkin.
 
Di KST Soekarno terdapat laboratorium genomik yang menyediakan peralatan riset mutakhir untuk bioteknologi dan rekayasa molekuler bagi publik.  Layanan kesehatan berbasis genomik sedang dalam tahap revitalisasi, karena itu adalah layanan yang komersial yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha.
 
Alasan BRIN menawarkan fasilitas itu kepada industri dengan tujuan menumbuhkan ekonomi baru berbasis riset. "Jadi, ilmunya dari para periset kami, peralatan bisa memakai dari sini, tetapi jasa layanannya kami mitrakan dengan pelaku usaha supaya kami bisa mengelola semuanya dengan governance yang lebih baik, yang bisa sesuai dengan regulasi keuangan negara," kata Handoko.
 
Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri menginginkan KST Soekarno kelak bisa menjadi pusat riset nasional yang dipergunakan bukan hanya oleh segelintir orang, tetapi bagi masyarakat, bangsa, dan negara.(*)