Departemen Luar Negeri AS Setujui Bantuan Dana Militer Taiwan

Raytheon Technologies (RTX.N) dan Lockheed Martin (LMT.N) yang merupakan kontraktor utama dalam pengadaan senjata tersebut, telah dijatuhi sanksi oleh Cina karena dianggap telah menjual senjata kepada Taiwan.

Mar 3, 2023 - 18:53
Departemen Luar Negeri AS Setujui Bantuan Dana Militer Taiwan
bantuan militer taiwan / ist

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Pentagon mengumumkan pada hari Rabu (01/03), bahwa Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui adanya potensi pemberian dukungan bagi militer Taiwan senilai $619 juta dolar AS (setara dengan Rp9,46 triliun), termasuk amunisi rudal untuk jet tempur F-16.

Alokasi dana tersebut mencakup beberapa senjata pertahanan seperti 100 unit rudal AGM-88B High-Speed Anti-Radiation (HARM) yang mampu menghancurkan stasiun radar di darat, dan 200 unit rudal anti-pesawat AIM-120C-8 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM), ungkap Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Bantuan senjata dari AS ini akan meningkatkan "kemampuan Taiwan untuk menyediakan pertahanan wilayah udaranya, keamanan regional, dan interoperabilitas dengan Amerika Serikat," menurut Pentagon.

Hubungan AS-Cina

Dukungan dana untuk militer Taiwan ini kemungkinan akan semakin memperburuk hubungan yang sudah renggang antara Washington dan Beijing. Sebelumnya, pemerintah Cina telah berulang kali menuntut agar kesepakatan itu dihentikan.

BCA JUGA : Media AS Ungkap Jika Militer AS yang Ditempatkan di Taiwan...

Raytheon Technologies (RTX.N) dan Lockheed Martin (LMT.N) yang merupakan kontraktor utama dalam pengadaan senjata tersebut, telah dijatuhi sanksi oleh Cina karena dianggap telah menjual senjata kepada Taiwan.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan bahwa pihaknya "dengan tegas" menentang penjualan yang secara sengaja telah direncanakan itu, dan menambahkan bahwa Amerika Serikat lebih baik menghentikan langkahnya mendekati militer Taiwan.

"Dukungan Amerika Serikat kepada Taiwan dan langkah-langkah yang diambil Taiwan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan diri mereka itu berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di dalam wilayah itu sendiri," menurut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan secara terpisah.

Taiwan justru menyambut baik dukungan yang diberikan oleh AS dan mengatakan bahwa "dalam menghadapi ekspansi militer dan perilaku provokatif Cina yang terus berlanjut, Taiwan akan terus secara aktif meningkatkan kemampuan pertahanan diri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Jeff Liu.

Aktivitas militer Cina meningkat

Taiwan telah mengeluhkan adanya peningkatan aktivitas militer Cina di sekitar wilayah berkepulauan itu dalam tiga tahun terakhir, karena Beijing masih terus berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatan atas Taiwan untuk Cina.

Pada hari Kamis (02/03), Taiwan melaporkan hari kedua pengerahan angkatan udara Tiongkok berskala besar ke zona identifikasi pertahanan udara wilayah itu. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir, pihaknya telah melihat setidaknya 21 pesawat Cina berlalu-lalang.

"Pesawat-pesawat itu adalah 17 pesawat tempur J-10 dan 4 pesawat tempur J-16. Mereka telah terbang ke sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan," tambahnya.

Beijing membenarkan adanya aktivitas di wilayah tersebut, dengan alasan karena pihak Cina tengah berusaha untuk mempertahankan integritas teritorialnya, dan memperingatkan Amerika Serikat agar tidak "berkolusi" dengan Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan bahwa pasukan militer Taiwan masih akan terus memantau situasi tersebut, dan akan melakukan segala bentuk pertahanan termasuk dengan mengirimkan beberapa pesawat mereka sendiri. (ros)