Budiman PDIP Khawatir Tokoh Konservatif Seperti Anies-Prabowo Menang Pilpres

"Kita butuh kepemimpinan progresif teknokratik. Jika kaum progresif tidak teknokratik, tetap populisme, saya pastikan yang menang adalah konservatif populisme," kata Budiman dalam diskusi yang diselenggarakan Para Syndicate, Kamis (25/5).

May 28, 2023 - 16:31
Budiman PDIP Khawatir Tokoh Konservatif Seperti Anies-Prabowo Menang Pilpres

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menegaskan Indonesia butuh pemimpin yang progresif teknokratik dan tidak seperti Presiden Joko Widodo yang mempunyai ide progresif, tapi populis.

Jika tidak ada calon pemimpin tipe seperti itu, dia khawatir Indonesia akan dipimpin oleh pemimpin dengan tipe konservatif populis seperti Anies Baswedan di Pilpres 2024.

"Kita butuh kepemimpinan progresif teknokratik. Jika kaum progresif tidak teknokratik, tetap populisme, saya pastikan yang menang adalah konservatif populisme," kata Budiman dalam diskusi yang diselenggarakan Para Syndicate, Kamis (25/5).

"Jika diteruskan populisnya, rakyat akan rusak. rakyat akan rusak," kata Budiman.

"Anies bagi saya representasi konservatif populisme bernuansa agama. Pak Prabowo konservatif populisme bernuansa nasionalis. Ini tantangannya," lanjut dia.

Menurut Budiman, tipe kepemimpinan populis bahaya untuk masa depan Indonesia. Dia mengaku takut Indonesia nantinya akan seperti negara-negara Amerika Latin.

Dia menjelaskan di negara-negara Amerika Latin terjebak ke dalam negara dengan berpenghasilan menengah ke bawah karena pemimpinnya progresif, tapi populis. Budiman menyebut akibat lainnya, ketimpangan di negara-negara itu juga terasa.

"Jika kaum progresif tidak kunjung dewasa menjadi teknokratik negara kita akan terjebak menjadi negara berpendapatan menengah seperti negara Amerika Latin," ucapnya.

"Agenda pertumbuhan dan pemerataannya diasuh oleh dua ideologi berbeda itu tidak akan jadi apa-apa negara itu," imbuhnya.

Jangan seperti Jokowi
Budiman kemudian menilai pemimpin berikutnya harus progresif dan teknokratik jika Indonesia ingin maju.

"Ada yang khas dari Pak Jokowi, dia sosok progresif, melihat ke depan secara substansi dan populis metodologinya," kata Budiman 

"Populis adalah sebuah cara kanak-kanak sebuah ide, maka dibutuhkan penerus pak Jokowi tak terjebak pada masa kanak-kanaknya, tidak boleh populis, harus lebih teknokratik meskipun harus tetap progresif," lanjutnya.

Selain progresif populis, Budiman juga menilai Jokowi adalah sosok pemimpin yang visionary realist. Maksudnya, kata Budiman, Jokowi memiliki pandangan visioner, tapi tetap realistis.

Budiman menyebut tipe kepemimpinan tersebut banyak kelebihan dan kekurangannya. Salah satu kekurangannya adalah Jokowi menjadi presiden yang banyak berkompromi.

"Kalau pak Jokowi tidak realistis, dia tidak akan berbicara soal menampung mengakomodasi banyak kekuatan politik dalam kabinetnya," tutur Budiman.

Namun, Budiman berpendapat tipe kepemimpinan itu harus segera diakhiri. Jokowi, menurut Budiman, harus menjadi presiden visionary realist terakhir.

"Menurut saya, kalau Indonesia mau maju 25 tahun ke depan pak Jokowi harus menjadi pemimpin visioner realis terakhir. Dia harus menjadikan tipe kepemimpinan visioner realis mati khusnul khatimah," jelas dia.

Demokrat Sebut Salah Alamat

Terpisah, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani merespons pernyataan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko yang menyebut Anies Baswedan sebagai bakal capres konservatif.

Kamhar berpendapat Budiman telah salah alamat mengutarakan itu ke Anies. Menurutnya, pernyataan itu perlu diuji lagi validitasnya.

"Kategorisasi Budiman Sudjatmiko terhadap model-model kepemimpinan, itu tak relevan secara kontekstual. Itu hanya pas untuk bahan diskusi dan mesti diuji lagi untuk bisa menjadi konsep yang valid di level gagasan," kata Kamhar kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/5).

Kamhar lantas membanding-bandingkan gaya kepemimpinan Presiden Jokowi dengan Anies selama menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Ia mengklaim selama kepemimpinannya banyak janji-janji kampanye Jokowi yang tidak terealisasi

"Model kepemimpinan seperti Jokowi tak lagi relevan untuk dilanjutkan ke depan. Model kepemimpinan yang hanya pandai mengumbar janji namun tak cakap dalam menunaikannya," ucapnya.

Selain itu, Kamhar juga menilai Jokowi sebagai sosok yang kerap mengabaikan aspirasi dan diskursus yang mengemuka di ruang publik.

"Seperti pemindahan IKN, UU Ciptaker dan sebagainya. Termasuk punya andil besar atas terjadinya kemerosotan pada sistem ketatanegaraan kita dan kemunduran demokrasi," kata Kamhar.

Di sisi lain, ia menilai seluruh pernyataan yang dialamatkan ke Jokowi berbanding terbalik dengan Anies. Ia mengklaim selama Anies menjabat Gubernur DKI Jakarta ia bisa melunasi seluruh janji kampanyenya.

"Ini bertolak belakang 180 derajat dengan Anies. Semua janji pada saat Pilgub DKI ditunaikan dan dilunasi. Jakarta maju menjadi kota kelas dunia," ujarnya.

Kendati begitu, Kamhar tidak menjelaskan lebih lanjut apa bukti-bukti dari klaimnya atas Anies tersebut.(han)