Usai Mundur, Jaleswari Sebut Negara Tengah Hadapi Ujian Peradaban

Saat menyampaikan pengunduran diri kepada Presiden Jokowi, Jaleswari mengaku memilih jalur persuratan sesuai mekanisme birokrasi.

Feb 3, 2024 - 09:51
Usai Mundur, Jaleswari Sebut Negara Tengah Hadapi Ujian Peradaban

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Jaleswari Pramodhawardani resmi mengumumkan pengunduran diri dari jabatan Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Rabu (31/1).

Diakui Jaleswari, keputusannya mundur didasari pada etika dan keyakinan yang dia pegang.

Meski berada di Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat masih di KSP, hal itu tidak memengaruhi tugas dan kewajibannya.

"Sebetulnya posisi simultan saya baik di TPN dan KSP clean and clear, namun saya menyadari ada aspek lain yang perlu saya pegang teguh, yakni etika dan keyakinan saya bahwa benar secara hukum saja tidak cukup. Namun, saya harus melakukan hal yang pantas dan patut secara moral," kata Jaleswari dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia, Jumat (2/2).

Saat menyampaikan pengunduran diri kepada Presiden Jokowi, Jaleswari mengaku memilih jalur persuratan sesuai mekanisme birokrasi.

Hal tersebut karena dia menilai banyak agenda penting dan mendesak yang menjadi fokus Jokowi saat ini.

Perempuan yang akrab disapa Dani ini juga mengungkapkan apa yang menjadi keresahan terbesar terhadap pemerintah hari-hari ini.

Dari pemberitaan dan data lapangan yang ada, menurut dia Indonesia kini tengah dihadapkan pada ujian peradaban demokrasi.

"Apakah kita akan bergerak linear mengunggulkan demokrasi kita sebagai amanat reformasi dan konstitusi, atau justru kita ingin menggulung kembali seluruh pencapaian yang sudah kita capai, melalui berbagai siklus pemilu di masa lalu?" ucapnya.

"Kita harus berani berpihak pada kebenaran, pada kebaikan, dan pada etika. Bahwa tidak semua hal abu-abu. Ada yang namanya benar dan salah," tegas Jaleswari.

Ketika mengambil keputusan mundur dari KSP, Jaleswari mengaku kalkulasi elektoral terhadap Ganjar-Mahfud bukan menjadi pijakan utama. Sebab, menurut dia, keputusan mundur didorong atas basis etika dan keyakinan.

"Namun, terdapat diskursus yang saya lihat ramai ditangkap publik, bahwa gerak tim Ganjar-Mahfud selalu berpijak utamanya pada etika dan nilai-nilai moral," ujarnya.(han)