Timnas U-23 Tinggal Selangkah Lagi Menuju Olimpiade

Mempersiapkan skuad muda bukan perkara mudah. Selain berkaitan dengan hal-hal teknis di lapangan, setiap tim juga harus berurusan dengan perkara administrasi terkait usia. Sebab, setiap pemain wajib diproyeksikan tak melebihi usia yang dibatasi oleh penyelenggara demi memaksimalkan jatah tiga pemain 'senior'.

May 9, 2024 - 09:16
Timnas U-23 Tinggal Selangkah Lagi Menuju Olimpiade

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Timnas Indonesia U-23 masih punya satu kesempatan terakhir untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Peluang ini harus benar-benar dimanfaatkan atau perlu potong generasi lagi untuk menapak pijakan yang sama.

Sejak Olimpiade Barcelona 1992, batasan usia berlaku untuk cabang olahraga sepak bola. Hanya tiga pemain di atas 23 tahun yang boleh masuk ke dalam satu tim. Sisanya wajib berusia di bawah 23 tahun.

Peraturan ini membuat setiap tim untuk menyiapkan pemain junior untuk setiap edisi Olimpiade yang berjarak empat tahun. Khusus Olimpiade 2024, persiapan hanya sekitar tiga tahun karena Olimpiade 2020 Tokyo berlangsung pada 2021.

Mempersiapkan skuad muda bukan perkara mudah. Selain berkaitan dengan hal-hal teknis di lapangan, setiap tim juga harus berurusan dengan perkara administrasi terkait usia. Sebab, setiap pemain wajib diproyeksikan tak melebihi usia yang dibatasi oleh penyelenggara demi memaksimalkan jatah tiga pemain 'senior'.

Untuk konteks Indonesia, cikal bakal skuad menuju Olimpiade sudah mulai disusun dalam persiapan Piala Dunia U-20. Beberapa nama seperti Ivar Jenner, Justin Hubner, Rafael Struick, Hokky Caraka, hingga Marselino Ferdinan adalah contohnya.

Seiring dengan batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, maka fokus Shin Tae Yong beralih ke ajang berikutnya dengan kelompok umur yang lebih tinggi. Juru taktik asal Korea Selatan itu menyelipkan pemain-pemain junior di level senior.

Selama melatih Indonesia, STY kerap memasukkan pemain junior ke tim senior sehingga jadi fondasi skuad. Tak jarang Indonesia jadi peserta kompetisi dengan rata-rata usia belia, salah contohnya adalah Piala Asia 2023 (24,3 tahun) dan Piala Asia U-23 2024 (21,3 tahun).

Pola yang dilakukan STY berbuah manis. Indonesia mencetak sejarah lolos ke fase gugur Piala Asia. Selain itu, Timnas Indonesia U-23 mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024 dengan status debutan.

Ini tak lepas dari upaya potong generasi di era STY dengan sederet pencapaian impresif yang menyertainya. Pun halnya dengan Olimpiade, jika gagal melaju ke Paris tahun ini maka Indonesia harus mengulang persiapan selama empat tahun sekaligus memotong generasi lagi.

Timnas Indonesia U-23 akan melawan Guinea di Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5) mendatang. Meski di atas kertas Guinea tampak lebih mengerikan, Indonesia punya modal mengalahkan tim yang lebih kuat.

Timnas Indonesia sukses mengalahkan Australia dan Yordania di babak penyisihan Piala Asia U-23 2024. Belum sampai di situ, tim Garuda Muda menyingkirkan Korea Selatan di babak perempat final.

Berstatus tim debutan, perjalanan Indonesia jadi sorotan banyak pihak. Namun jika melihat jeroan skuad Timnas U-23, mencapai semifinal Piala Asia U-23 merupakan hal yang sepadan dengan deretan pemain langganan tim senior.

Ada 14 pemain berlabel senior di Timnas Indonesia U-23 selama Piala Asia U-23 2024. Enam pemain berkarier di luar negeri yang empat di antaranya Eropa.

Barisan pemain senior itu masih jadi andalan Shin Tae Yong lawan Guinea. Kekuatan ini diharapkan bisa jadi modal merebut kemenangan dari wakil Afrika.

Di satu sisi, STY perlu mempelajari skuad Guinea yang didominasi pemain yang berkarier di luar negeri, terutama Eropa. Mayoritas penggawa tim berjulukan Syli itu berkarier di benua Biru, salah satunya adalah Ilaix Moriba yang eks pemain Barcelona dan kini berseragam Getafe.

Seperti Indonesia, Guinea juga sudah melakukan persiapan intensif. Mereka mengusung tujuan yang sama: lolos Olimpiade.

Waktu yang dimiliki untuk menyusun persiapan terbilang tak banyak. Sejak tiba di Paris pada Minggu (5/5) lalu, skuad Indonesia hanya punya waktu kurang lebih tiga hari sebelum pertandingan.

Dengan rentang 72 jam, STY harus bisa memupuk kembali mental juang para pemain setelah dua kali kalah beruntun lawan Uzbekistan dan Irak. Ia juga perlu menyusun formula yang tepat terutama di lini pertahanan seiring dengan absennya Rizky Ridho dan situasi abu-abu Justin Hubner yang belum dilepas Cerezo Osaka.

Indonesia punya nilai lebih lantaran skuad Guinea baru dikumpulkan kembali sejak ujicoba terakhir pada Maret lalu. Kekompakan Timnas Indonesia U-23 seharusnya masih terjaga karena baru menyelesaikan kompetisi pekan lalu.

Evaluasi menyeluruh dan mempelajari kekuatan lawan dapat membuahkan hasil positif bagi Indonesia. Kemenangan bakal jadi catatan bersejarah kembali tampil di Olimpiade sejak 68 tahun lalu.(han)