Stafsus BPIP Ajak Dialog Siswa Soal Pancasila untuk Kehidupan Nyata
NUSADAILY. COM .JAKARTA - Staf khusus ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (.BPIP) Antonius Benny Susatyo hadir sebagai pembicara dalam acara diskusi, yang bertajuk " Terpumpun Aktualisasi Nilai Nilai Pancasila"
Sebelum memaparkan materinya, pria yang akrab disapa Romo Benny itu menyempatkan diri berdialog dengan siswa-siswi Mereka adalah peserta diskusi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Internasional Fatih Bilingual School Banda Aceh.
Dalam kesempatan itu, Romo Benny bertanya kepada mereka tentang pengalaman nyata Pancasila dalam kehidupan sehari hari.Tidak hanya itu ia juga menanyakan apa keburukan dan kebaikan diera digitalisasi saat ini.
Mendapat pertanyaan seperti itu, beragam jawab yang disebutkan oleh para siswa.Diantaranya soal penerapan Pancasila yang dilakukan dalam keseharian.Mereka menyebut membersihkan kelas, tidak menyontek dan saling membantu teman jika ada kesusahan.
Sementara untuk jawaban diera digitalisasi saat ini, salah seorang siswa secara mengejutkan menjawab, Jika digitalisasi membuat orang menjadi malas dan tidak fokus.Walaupun demikian, era ini memudahkan mengakses pelajaran dengan beragam metode yang tidak bisa dikesampingkan.
Mendapat jawaban itu, akhirnya Romo Benny menjelaskan bagaimana ciri ciri
generasi dimasa kini.Ia menyebut jika anak.muda saat ini cenderung mengutamakan passion dibandingkan dengan materi.Selain itu mereka juga memiliki pengembangan diri dan saya saing yang tinggi dan cepat beradaptasi dengan teknologi.
" Bahkan mereka juga sangat suka bekerja di tempat prestisius dan tidak tahan susuk ditempat, serta cenderung pada pekerjaan yang fleksibel," ucapnya di acara yang digelar di Hotel Ayani, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darusallam Selasa (29/11/2022).
Romo Benny menilai, generasi sekarang memerlukan pendekatan yang berbasis afeksi, yang merupakan contoh dan tindakan nyata dibanding pendekatan kognitif berbasis ilmiah Karena hal tersebut dengan mudah dapat diraih dengan mengakses teknologi.
Dikatakan, tokoh pendidikan Kihajar Dewantara pernah menyebut dua tujuan pendidikan yaitu kebahagiaan dan keselamatan.Itu artinya kebahagiaan itu didapat ketika manusia dapat mengekspresikan diri dan merdeka untuk menentukan masa depan.
" Oleh karena itu, perlu ketrampilan agar selamat jadi orang tidak semata mata punya logos(ilmu) dan etos (kinerja), Jadi tujuan yang ingin diraih dari pengajaran Pancasila kepada Para siswa bukan semata mata Indoktrinasi, namun juga adanya pembumian dan pembiasaan terkait aplikasi nilai nilai Pancasila dalam kehidupan para siswa," Paparnya.
Masih kata Romo Benny, diharapkan Pancasila harus menjadi ideologi yang hidup dan bekerja, tidak hanya bertujuan untuk semata mata menjadikan peserta didik menjadi pribadi yang baik dan berpancasila. Akan tetapi dapat bertindak nyata dengan membangun sikap hidup yang bergerak secara nyata dan berkesinambungan dalam usaha pembumian pancasila.
"Saya berharap Siswa dapat dengan bahagia dan sadar dalam menghidupi ideologi Pancasila dalam kehidupan nyata dengan sesama manusia dalam masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Evaluas BPIP Edi Subowo S.H ., M.H menyatakan Nilai nilai yang ada dalam pancasila merupakan dasar bersatunya Bangsa, karenanya selain melestarikan nilai nilai itu maka diperlukan untuk menanamkan secara tepat dan efektif nilai nilai Pancasila tersebut
"Sehingga Pancasila tidak hanya sebagai bahan pembicaraan dan teori saja," tegasnya
Namunjuga, kata Edi, secara nyata harus benar benar dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan manusia indonesia.
"Kita berkumpul dan berdiskusi disini untuk menggali lebih dalam dan lebih praktis mengenai pelaksanaan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari hari," tukasnya.(sir)