Puluhan Calon TKI Madiun Tertipu Impian Gaji Tinggi di Inggris, Disnakerperin: "Kami Hanya Bisa Verifikasi"

"Verifikasi ini penting dan menjadi syarat mutlak. Tanpa berkas tersebut, calon TKI tidak bisa berangkat," jelas Imam.

Apr 26, 2024 - 21:04
Puluhan Calon TKI Madiun Tertipu Impian Gaji Tinggi di Inggris, Disnakerperin: "Kami Hanya Bisa Verifikasi"
Imam Nurwedi, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kabupaten Madiun.

Madiun, Nusadaily.com - Puluhan calon TKI asal Kabupaten Madiun menjadi korban penipuan oleh PT Putri Samawa Mandiri (sebelumnya PT Samawa Putri). Para korban diiming-imingi gaji tinggi dengan bekerja di Inggris, namun setelah menyerahkan uang puluhan juta, mereka malah tertipu.

"Tidak ada aktivitas kerja di kantor PT Putri Samawa Mandiri," ujar Imam Nurwedi, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kabupaten Madiun, saat diwawancarai pada Jumat (26/4/2024).

Imam menjelaskan bahwa pihaknya telah mendatangi kantor PT Putri Samawa Mandiri, namun menemukan bahwa kantor tersebut sepi dan tidak ada aktivitas kerja.

Lebih lanjut, Imam menuturkan bahwa Disnakerperin Kabupaten Madiun memiliki keterbatasan dalam menangani kasus ini. Pihaknya hanya bisa melakukan verifikasi perjanjian penempatan kerja sebelum calon TKI berangkat ke luar negeri.

"Verifikasi ini penting dan menjadi syarat mutlak. Tanpa berkas tersebut, calon TKI tidak bisa berangkat," jelas Imam.

Namun, Imam menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap modus penipuan seperti ini.

"Masyarakat harus paham dan teliti sebelum menyerahkan uang kepada oknum yang menjanjikan pekerjaan di luar negeri," imbuhnya.

Kasus penipuan ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Disnakerperin Kabupaten Madiun juga akan berkoordinasi dengan Disnaker Provinsi Jawa Timur dan Badan Pelaksana Penempatan Migran Indonesia (BP3MI) Pusat untuk menyelesaikan kasus ini.

Imam juga mengingatkan bahwa mayoritas TKI asal Kabupaten Madiun diberangkatkan ke negara-negara Asia seperti Taiwan dan Hongkong, dan jarang yang diberangkatkan ke Eropa.

"Berdasarkan data kami, belum ada yang mengajukan untuk bekerja di Inggris,"pungkas Imam. (nto).