Sejumlah Tokoh Bangsa Curhat ke Gus Mus: Nepotisme Dipertontonkan Tanpa Malu

"Sangat memprihatinkan sekali. Bahkan, nepotisme kekuasaan Anda lihat sendiri dipertontonkan kepada kita semua secara terbuka tanpa rasa malu dan salah sama sekali. Itu tadi yang saya menangis ke Gus Mus," ujar Omi melalui tayangan di kanal YouTube, Minggu (12/11).

Nov 14, 2023 - 15:23
Sejumlah Tokoh Bangsa Curhat ke Gus Mus: Nepotisme Dipertontonkan Tanpa Malu

NUSADAILY.COM – REMBANG – Sejumlah tokoh bangsa yang mengatasnamakan diri sebagai Majelis Permusyawaratan Rembang menyambangi kediaman Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11).

Mereka menyampaikan keluh kesahnya terkait kondisi demokrasi jelang Pilpres 2024.

Salah satunya adalah istri cendekiawan Nurcholish Madjid alias Cak Nur, Omi Komariah Madjid.

Ia mengaku gusar karena korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)yang diperjuang pada reformasi 1998 justru semakin menggurita di dalam negara.

"Sangat memprihatinkan sekali. Bahkan, nepotisme kekuasaan Anda lihat sendiri dipertontonkan kepada kita semua secara terbuka tanpa rasa malu dan salah sama sekali. Itu tadi yang saya menangis ke Gus Mus," ujar Omi melalui tayangan di kanal YouTube, Minggu (12/11).

Omi mempertanyakan hati nurani pemimpin bangsa di saat tokoh masyarakat, agama, cendekiawan sudah sering mengingatkan bahaya KKN untuk keberlangsungan negara.

Menurutnya, kekuasaan menjadikan orang tertutup hati nuraninya. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mengawal agar Indonesia mencapai tujuannya sebagaimana telah ditetapkan oleh para pendiri bangsa terdahulu.

Tokoh lain yang juga hadir di rumah Gus Mus adalah sastrawan Goenawan Mohamad (GM). IA menilai saat ini rasa percaya kepada sesama itu sangat tipis.

"Pertama, banyak sekali kebohongan yang juga diucapkan oleh presiden dan orang-orang lainnya. Kedua, karena semua ini sekarang ini dibeli, kesetiaan bisa dibeli, suara bisa dibeli, kedudukan bisa dibeli," ujar Goenawan.

Dia ingin masyarakat dapat kembali memiliki rasa saling percaya, terutama menjelang pelaksanaan pemilu dan pilpres 2024. 

Goenawan mengaku cemas karena aturan mulai dibongkar bahkan dirusak. Ia menilai peristiwa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai sebuah skandal.

"Pilpres yang akan datang itu bisa tegang. Mestinya ada yang menang, tapi kemenangan itu kemenangan yang kosong. Karena yang menang sebenarnya itu kalau ada eligitamasi, bukan legalitas. Artinya diterima, masuk akal dan sesuai dengan hati nurani. Ini yang mungkin tidak terjadi," kataya.

"Siapapun yang menang, akan cacat. Dan cacat kepada mereka itu akan terbawa terus, sehingga politik tidak akan berlangsung dengan sehat. Kami ingin itu tidak berlarut-larut. Kami di sini mengingatkan," tambah Goenawan.

Sementara itu, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang turut hadir mengklaim Gus Mus juga ikut merasa saat ini Indonesia tengah mengalami krisis nilai.

Hal itu tidak hanya terjadi pada sebagian penyelenggara negara, tapi juga masyarakat secara keseluruhan.  

Lukman mengatakan Gus Mus berpesan agar politik itu dilakukan dengan nilai-nilai, etika, dan moral. Hal itu agar politik tidak digunakan sebatas perebutan kuasa.

"Beliau berseru politik itu tanpa dilandasi nilai, tanpa menerapkan asas-asas kepatutan, kepantasan, tanpa menggunakan etika moral, politik itu hanya sebatas alat saling berebut kekuasaan saja," kata Lukman.(han)