Mengenal Lebih Dekat Pasukan Cordon, Penyambut Tamu Negara Saat KTT G20 Bali

Gelaran KTT G20 di Bali telah berakhir. Para tamu kehormatan G20 telah kembali ke negara masing-masing. Para tamu negara yang hadir mendapat penghormatan militer oleh Pasukan Kehormatan atau Pasukan Cordon dari Yonwalprotneg Paspampres.

Nov 21, 2022 - 12:00
Mengenal Lebih Dekat Pasukan Cordon, Penyambut Tamu Negara Saat KTT G20 Bali
Pasukan Cordon menyambut tamu negara. (dok. tniadmild)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Gelaran KTT G20 di Bali telah berakhir. Para tamu kehormatan G20 telah kembali ke negara masing-masing. Para tamu negara yang hadir mendapat penghormatan militer oleh Pasukan Kehormatan atau Pasukan Cordon dari Yonwalprotneg Paspampres.

Dalam keterangan tertulis Penerangan Puspomad, Minggu (20/11/2022), berbagai latihan dan geladi telah dilaksanakan dengan serius demi keberhasilan pelaksanaan tugas sebagai pasukan kehormatan atau pasukan Cordon untuk menyambut tamu negara yang datang ke Indonesia dalam rangka KTT Presidensi G20 tahun 2022 maupun saat kepulangan para delegasi.

BACA JUGA: Jokowi Buka Muktamar Muhammadiyah Solo, Begini Pesannya


Pasukan Cordon sendiri diisi prajurit-prajurit militer TNI AD terbaik. Mereka bertugas sebagai pengawal protokoler kenegaraan. Pasukan inilah yang menyambut Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden hingga Presiden China Xi Jinping.

"Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Polisi Militer TNI AD karena personel pasukan kehormatan atau pasukan Cordon Paspampres sejatinya adalah prajurit-prajurit Polisi Militer TNI AD terbaik yang bertugas di Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres," kata Kapen Puspomad Letkol Cpm Agus Subur dalam keterangan tertulis.

Saat ini Yonwalprotneg Paspampres dipimpin oleh Letkol Cpm Sandry Oktamy lulusan Akmil tahun 2004 sebagai Danyonwalprotneg Paspampres.

Berbagai tugas protokoler kenegaraan menjadi tugas utama Yonwalprotneg Paspampres, termasuk kunjungan kehormatan pimpinan negara-negara sahabat.

Kesepakatan G20

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berlangsung pada 15-16 November 2022 di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, dan menghasilkan kesepakatan yang terangkum dalam Deklarasi Bali.

Dokumen yang terdiri atas 52 paragraf itu memuat pernyataan sikap bersama G20 terhadap sejumlah isu terkait ketahanan pangan dan energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital.

Melalui Deklarasi Bali, G20 sepakat mendesak Rusia menghentikan agresinya dan keluar dari wilayah Ukraina.

BACA JUGA: Sandiaga Buka Suara soal Jamuan Makan Malam KTT G20: Memperlihatkan Bhineka Tunggal Ika


Meskipun para pemimpin negara menyadari bahwa G20 bukan forum untuk membahas dan berdiskusi mengenai isu keamanan, mereka sepakat bahwa masalah keamanan tetap memengaruhi situasi perekonomian global.

Oleh karena itu, negara-negara anggota G20 menegaskan bahwa penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang memelihara perdamaian dan stabilitas.

"Penggunaan senjata nuklir tidak dapat dibiarkan. Resolusi damai harus dikedepankan, upaya-upaya untuk mengatasi krisis seperti diplomasi dan dialog tetap penting. Era perang sebagaimana yang masih terjadi saat ini harus segera dihentikan," kata mereka.(eky)