Rusia Ancam NATO Terkait Perang Nuklir Bila Kalah di Ukraina

Retorika apokaliptik semacam itu dimaksudkan untuk mencegah aliansi NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS) agar tidak terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina. Pekan ini, sekutu-sekutu Ukraina dijadwalkan menggelar pertemuan untuk membahas pasokan senjata lainnya

Jan 21, 2023 - 19:00
Rusia Ancam NATO Terkait Perang Nuklir Bila Kalah di Ukraina
Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Rusia melontarkan ancaman kepada aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Kini yang ngegas ke NATO adalah mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dengan mengingatkan bahwa kekalahan Rusia dalam perang di Ukraina bisa memicu perang nuklir.

Secara terpisah, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia menyatakan bahwa dunia akan berakhir jika Barat berusaha menghancurkan Rusia.

BACA JUGA : Pendeta Kristen Ortodoks Menyebut Dunia akan Kiamat jika...

Dilansir Reuters, Jumat (20/1/2023), retorika apokaliptik semacam itu dimaksudkan untuk mencegah aliansi NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS) agar tidak terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina. Pekan ini, sekutu-sekutu Ukraina dijadwalkan menggelar pertemuan untuk membahas pasokan senjata lainnya.

Namun pengakuan eksplisit bahwa Rusia mungkin kalah dalam medan perang, menandai momen langka untuk keraguan publik dari seorang anggota terkemuka lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin. Medvedev yang merupakan sekutu dekat Putin tersebut, kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia.

"Kekalahan sebuah kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir," cetus Medvedev dalam pernyataan terbaru via Telegram.

"Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar di mana nasib mereka dipertaruhkan," tegas Medvedev yang menjabat Presiden Rusia tahun 2008-2012.

BACA JUGA : Happy Asmara Sakit, Denny Caknan Beri Doa “Alhamdullilah Lekas Membaik”

Ancaman itu dilontarkan Medvedev menjelang pertemuan negara-negara NATO dan para pemimpin pertahanan berbagai negara yang mendukung Ukraina. Pertemuan dijadwalkan digelar di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat (20/1), untuk membahas strategi dan dukungan bagi upaya Barat dalam mengalahkan Rusia di Ukraina.

Lebih lanjut, Medvedev menegaskan bahwa pemimpin negara-negara NATO seharusnya memikirkan soal risiko dari kebijakan-kebijakan mereka.

Putin sebelumnya menyebut 'operasi militer khusus' yang dilakukan Rusia di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang agresif dan arogan. Dia juga menegaskan bahwa Moskow akan menggunakan segala cara yang ada untuk melindungi wilayah dan rakyatnya.

Dalam pernyataan terpisah, komentar senada disampaikan oleh pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill, yang juga sekutu Putin. Dalam khotbahnya, Kirill menyatakan bahwa upaya untuk menghancurkan Rusia sama saja berarti akhir bagi dunia.

"Kita berdoa kepada Tuhan bahwa Dia mengubah pandangan orang-orang gila dan membantu mereka memahami bahwa setiap keinginan untuk menghancurkan Rusia akan berarti akhir dunia," ucapnya.

"Saat ini adalah waktu yang mengkhawatirkan. Tapi kita meyakini bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan tanah Rusia," imbuh Kirill seperti dikutip kantor berita RIA.

Rusia dan AS saat ini diketahui menjadi negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, yakni memiliki nyaris 90 persen hulu ledak nuklir yang ada di seluruh dunia. (ros)