Pendeta Kristen Ortodoks Menyebut Dunia akan Kiamat jika Rusia Dihancurkan

Ancaman besar itu akan terjadi dan menimpa dunia apabila negara hebat seperti Moskow "dikalahkan". Kirill bicara demikian setelah mengklaim ada beberapa "orang gila" percaya bahwa Rusia bisa ditaklukkan.

Jan 21, 2023 - 15:32
Pendeta Kristen Ortodoks Menyebut Dunia akan Kiamat jika Rusia Dihancurkan

NUSADAILY.COM – MOSKOW - Kepala Gereja Kristen Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill, mewanti-wanti bahwa kiamat akan terjadi apabila negaranya dihancurkan.

Diberitakan Russia Today, Kirill mengatakan komunitas internasional dan Rusia sedang menghadapi "ancaman yang sangat besar."

Ancaman besar itu akan terjadi dan menimpa dunia apabila negara hebat seperti Moskow "dikalahkan".

Kirill bicara demikian setelah mengklaim ada beberapa "orang gila" percaya bahwa Rusia bisa ditaklukkan.

"Beberapa [orang gila percaya bahwa Rusia] yang memiliki senjata ampuh dan dihuni oleh orang-orang yang sangat kuat serta tak pernah menyerah kepada musuh dan selalu muncul sebagai pemenang, dapat dikalahkan dalam situasi saat ini," kata Kirill.

"Kami berdoa kepada Tuhan agar dia mencerahkan orang-orang gila itu dan membantu mereka memahami bahwa setiap keinginan untuk menghancurkan Rusia akan berarti akhir dunia," ucapnya.

Pernyataan Kirill ini senapas dengan pernyataan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Kamis (19/1). Medvedev saat itu menegaskan bahwa Kremlin "tak akan pernah kalah dalam konflik besar yang mempertaruhkan nasib mereka."

"Jika negara itu kalah, itu bisa memicu konflik nuklir," ucap Medvedev memperingatkan negara-negara yang ingin melihat Moskow dikalahkan di Ukraina.

Sejumlah besar negara, terutama negara Barat, memang sejak lama ingin Rusia segera cabut dari Ukraina. Mereka sampai memasok alutsista canggih kepada Kyiv agar bisa mengalahkan militer Moskow.

Pada awal Januari, Gereja Ortodoks Rusia sempat mengimbau pasukan Kremlin dan Kyiv untuk melakukan gencatan senjata menjelang dan selama Natal Ortodoks pada 7 Januari. Hal itu untuk memberikan kesempatan kepada para pemeluk agama tersebut untuk menghadiri kebaktian.

Permintaan itu didukung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari.

Namun, gencatan senjata itu ditolak oleh Kyiv. Para pejabat Ukraina berpandangan bahwa tawaran itu hanyalah "kemunafikan" dan tipu daya Rusia.(han)