RS Indonesia di Gaza Hanya Bisa Beroperasi 48 Jam

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza mengalami kekurangan bahan bakar untuk operasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, rumah sakit hanya bisa beroperasi hingga 48 jam, terhitung pada Rabu, 1 November 2023 pagi ini.

Nov 2, 2023 - 13:38
RS Indonesia di Gaza Hanya Bisa Beroperasi 48 Jam

NUSADAILY.COM -JAKARTA - Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza mengalami kekurangan bahan bakar untuk operasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, rumah sakit hanya bisa beroperasi hingga 48 jam, terhitung pada Rabu, 1 November 2023 pagi ini.

"Terdapat informasi yang kita peroleh dari pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza yang menyampaikan last appeal Rabu pagi mengenai pentingnya pasokan bahan bakar untuk merawat dan menyelamatkan nyawa manusia yang dirawat di rumah sakit," kata Menlu Retno dalam jumpa pers di Jakarta seperti dilansir dari medcom.id.

Dalam rilis tersebut, kata Menlu Retno, disebutkan waktu tinggal beberapa jam sebelum generator utama dua rumah sakit, yaitu rumah sakit Al Syifa Medical Complex dan juga Rumah Sakit Indonesia, akan mengalami shutdown kalau tidak ada tambahan pasokan bahan bakar.

Ia mengungkapkan, pihaknya melakukan komunikasi dengan teman-teman relawan Mer-C yang ada di lapangan.

"Dan dari komunikasi kita diperoleh informasi bahwa waktu yang tersisa adalah kurang lebih 48 jam sejak tadi pagi, karena kita melakukan komunikasi tadi pagi, sebelum generator utama mengalami shutdown," ucapnya, tanpa menyebutkan waktu pastinya.

Menlu Retno menuturkan, dirinya sejak berada di New York sudah mengupayakan masuknya bahan bakar dan air bersih ke Gaza. Permintaan ini selain kebutuhan pokok yang diperlukan penduduk Gaza.

"Dengan situasi ini, kita intensifkan komunikasi agar bahan bakar dapat segera masuk ke Gaza dengan alasan kemanusiaan. Sekali lagi dengan alasan kemanusiaan,” lanjutnya.

Kemarin, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, sebanyak 59 truk bantuan lainnya telah memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah dari Mesir. Truk-truk itu berisi makanan, air, bantuan, obat-obatan dan perbekalan medis.

Sebanyak 217 truk dengan pasokan bantuan tidak termasuk bahan bakar telah tiba di Jalur Gaza sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.

Sementara itu, Ashraf Al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, memberikan 'peringatan terakhir,' bahwa generator utama di dua rumah sakit utama di Gaza “beberapa jam lagi” akan mati sepenuhnya.

"Kami menyerukan kepada semua saudara kita di negara-negara penghasil minyak untuk segera melakukan intervensi dan memasok bahan bakar ke Rumah Sakit al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa orang yang sakit dan terluka," kata al-Qudra.

Ia juga menyerukan negara-negara di dunia untuk bertindak dan menyelamatkan 42 bayi di inkubator, 62 pasien yang menggunakan ventilasi buatan, 650 pasien gagal ginjal, serta orang lain yang terluka parah.(*)