Waduh! 7 Negara Eropa Bergolak, Warga Demo dan Menjerit Harga Naik

Selain Inggris, enam negara lainnya juga didera krisis serupa, membuat para warga turun ke jalan dan menjerit karena kenaikan harga barang. Berikut daftarnya.

Oct 25, 2022 - 05:32
Waduh! 7 Negara Eropa Bergolak, Warga Demo dan Menjerit Harga Naik

NUSADAILY.COM – LONDON – Krisis yang berkepanjangan di Eropa menyebabkan warga di tujuh negara Eropa turun ke jalan.

Warga turun ke jalan untuk memprotes harga pangan dan komoditas lainnya yang naik drastis gegara inflasi.

Di Inggris, krisis ekonomi tersebut begitu parah sampai-sampai mengguncang situasi politik. Alhasil, Perdana Menteri Liz Truss mengundurkan diri walau baru kurang dari dua bulan berkuasa.

Selain Inggris, enam negara lainnya juga didera krisis serupa, membuat para warga turun ke jalan dan menjerit karena kenaikan harga barang. Berikut daftarnya.

1. Inggris

Di Ibu Kota Inggris, London, warga berdemonstrasi untuk mendesak agar negara mereka kembali bergabung dengan Uni Eropa walau mereka sudah keluar melalui Brexit.

Para warga menghabiskan waktu akhir pekan lalu dengan berarak dari Park Lane menuju kompleks parlemen.

Mereka mengacungkan spanduk-spanduk berisi seruan untuk kembali bergabung dengan Uni Eropa demi menyelamatkan perekonomian negara.

"Brexit tak akan berhasil. Demi tagihan lebih rendah, bergabung kembali dengan UE," demikian tulisan di spanduk-spanduk demonstran, seperti dikutip The Guardian.

2. Prancis
Jika di Inggris aksi protes masih damai, demonstrasi di Jerman berakhir ricuh dengan baku hantam antara kepolisian dan warga.

Kericuhan pecah ketika 13 ribu warga turun ke jalanan Paris pada Selasa pekan lalu untuk meminta kenaikan upah di tengah inflasi yang membuat daya beli mereka turun.

Reuters melaporkan bahwa bentrokan tak terhindarkan hingga demonstran memecahkan kaca-kaca toko. Akibat bentrokan ini, setidaknya 11 orang ditahan.

Tak hanya di Paris, sekitar 107 ribu demonstran lainnya juga memenuhi ruas-ruas jalan di kota berbeda di Prancis.

3. Jerman
Di Jerman, demonstran menyemut di ruas-ruas jalan di enam kota. Mereka menuntut pemerintah mencari cara untuk mengurangi biaya listrik.

Greenpeace Jerman memperkirakan total 24 ribu orang berdemonstrasi di enam kota besar di Jerman.

Mereka mencatat 6.000 orang berdemonstrasi di Berlin, 5.000 di Dusseldorf, 5.000 lainnya di Frankfurt, dan 4.000 di Stuttgart. Jalan-jalan di Hanover dan Dresden juga dipenuhi pedemo.

Secara garis besar, mereka meminta pemerintah mengatasi krisis energi dengan mencari sumber daya pengganti.

4. Rumania
Di belahan timur Eropa, protes juga merebak di Rumania. Ribuan orang memenuhi jalan-jalan di Ibu Kota Rumania, Bucharest.

Associated Press melaporkan bahwa para warga memprotes kenaikan biaya hidup yang membuat "jutaan buruh hidup dalam kemiskinan."

Rumania kini memang dihantam inflasi tertinggi sepanjang sejarah.

Pemerintah berdalih bahwa mereka sudah menaikkan gaji profesor hingga 7 persen. Namun, profesor mengeluh karena inflasi di negara itu sudah mencapai 8 persen.

Sementara itu, profesi lain di Rumania juga masih hidup sengsara di tengah krisis yang terus mencekik.

5. Ceko
Puluhan ribu warga Ceko juga memenuhi jalanan Praha pada sejak awal September lalu dan masih berlanjut hingga kini.

Mereka memprotes pemerintah yang dianggap tak becus menangani kenaikan harga energi. Mereka juga mengkritik keanggotaan mereka di NATO dan UE yang tak berpengaruh baik.

6. Hungaria
Di Hungaria, demonstrasi guru memicu efek domino terhadap pergerakan lainnya. Awalnya, para guru menuntut kenaikan upah pada bulan lalu.

Namun kemudian, para guru itu malah dipecat. Sebagai bentuk protes, para siswa dan orang tua menggelar unjuk rasa untuk membela kaum guru.

7. Belgia
Jika warga di sebagian negara Eropa baru memulai aksinya sebulan belakangan, penduduk Belgia sudah turun ke jalan sejak Juni lalu.

Saat itu, sekitar 70 ribu buruh di Belgia menggelar aksi untuk memprotes kenaikan harga barang dan biaya hidup.

Pada akhir September, Reuters melaporkan bahwa warga kembali memenuhi jalan-jalan di Brussels karena masalah itu belum juga terpecahkan.(han)