Perjuangan Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Selama 4 Tahun Sia-sia

Piala Dunia U-20 2021 jadi titik penting dalam sejarah sepak bola Indonesia. Pasalnya ini adalah kali pertama Indonesia jadi tuan rumah kompetisi di bawah FIFA.

Perjuangan Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Selama 4 Tahun Sia-sia
Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Indonesia sudah bersiap sejak lama untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kini persiapan panjang tersebut menjadi sia-sia.

Indonesia resmi terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 edisi 2021 pada tahun 2019 silam, tepatnya pada 24 Oktober. Saat itu Indonesia berhasil mengungguli Peru, Brasil, dan tuan rumah bersama yaitu Bahrain, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Piala Dunia U-20 2021 jadi titik penting dalam sejarah sepak bola Indonesia. Pasalnya ini adalah kali pertama Indonesia jadi tuan rumah kompetisi di bawah FIFA.

Pada tahapan awal, ada 10 stadion yang dipersiapkan sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021. Kesepuluh stadion tersebut adalah Gelora Bung Karno (Jakarta), Pakansari (Bogor), Manahan (Solo), I Wayan Dipta (Bali), Mandala Krida (Yogyakarta), Jakabaring (Palembang), Wibawa Mukti (Cikarang), Patriot Candrabhaga (Bekasi), Si Jalak Harupat (Bandung) dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).

Dalam perjalanannya, tepatnya pada 26 Juni 2020, PSSI memutuskan enam stadion yang akan jadi tempat penyelenggaraan yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali).

"Jadi nanti tinggal Kementerian PUPR yang segera merevitalisasi stadion-stadion tersebut. Namun untuk stadion seperti SUGBK dan Manahan, tinggal perbaikan sedikit," ucap Ketua PSSI saat itu, Mochamad Iriawan.

BACA JUGA : Warganet Serbu Medsos Ganjar, Setelah Piala Dunia U-20...

Namun lantaran pandemi covid-19 tak kunjung mereda, FIFA memutuskan untuk membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 edisi 2021.

Indonesia kehilangan kesempatan menggelar Piala Dunia U-20 2021 tetapi FIFA tetap mempertahankan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 untuk edisi berikutnya pada 2023.

Zainudin Amali yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, pada Oktober 2022, menyatakan Indonesia dalam kondisi siap menggelar Piala Dunia U-20 2023.

"Sebenarnya kita sudah siap dari tahun 2021 karena ada pandemi maka ditunda menjadi tahun 2023. Namun setelah ada inspeksi FIFA, persiapanpun harus kita lakukan lagi. Mereka datang beberapa waktu yang lalu untuk meninjau stadion utama dan pendukung-pendukung lapangan latihannya dan FIFA puas dengan persiapan kita," ujar Zainudin Amali.

Pada momen itu, Zainudin Amali juga mengutarakan bahwa Piala Dunia U-20 bisa jadi titik awal Indonesia untuk mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah untuk ajang internasional yang lebih bergengsi seperti Olimpiade dan Piala Dunia.

"Di momentum ini masyarakat bisa menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia mampu melaksanakan penyelenggaraan piala dunia dan Indonesia enak untuk didatangi serta masyarakat Indonesia sangat ramah."

"Mungkin saja Indonesia bisa terpilih jadi tuan rumah Olimpiade tahun 2036. Dan nanti kalau kita sukses sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 mungkin saja suatu saat nanti Indonesia bisa dipercaya menjadi tuan rumah piala dunia senior," ucap Amali.

Patut diingat, dalam persiapan menuju Piala Dunia U-20 2023, klub-klub juga berkorban. Mereka yang biasa bermarkas di enam stadion tersebut tidak bisa menggunakan stadion yang dipersiapkan menuju Piala Dunia U-20 agar proses penataan stadion bisa maksimal.

Saat tahun berganti ke 2023, sejumlah persiapan intensif terus dilakukan. Tim inspeksi FIFA yang bertugas mengecek kelayakan stadion pun sudah hadir.

Beberapa evaluasi yang disampaikan oleh FIFA pun kemudian dikerjakan oleh Indonesia demi Piala Dunia U-20 2023 bisa terselenggara dengan baik. Ketua PSSI terpilih, Erick Thohir juga serius mengawal persiapan Indonesia menuju Piala Dunia U-20 2023.

Erick Thohir langsung berkunjung ke enam venue Piala Dunia U-20 2023. Ia memastikan langsung bahwa evaluasi-evaluasi yang disampaikan bisa langsung dikerjakan sebagai bentuk perbaikan.

"Kita harus serius berkaitan dengan infrastruktur, FIFA tak segan mengurangi dua stadion. Kita harus mempersiapkan semua secara maksimal agar hal-hal yang tak diinginkan terjadi," ucap Erick Thohir kala mengunjungi Gelora Bung Tomo.

BACA JUGA : Pemerintah Pertahankan Gelaran World Cup U20, Ini Saran...

Namun di saat Indonesia terus bekerja keras untuk bersiap, gelombang penolakan terhadap kehadiran Israel menguat. Dua Gubernur yang wilayahnya jadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 yaitu I Wayan Koster (Bali) dan Ganjar Pranowo (Jawa Tengah) menyuarakan penolakan mereka terhadap kehadiran Israel.

Israel sendiri lolos ke Piala Dunia U-20 2023 setelah terpilih jadi salah satu wakil dari zona Eropa. Israel berhasil jadi runner up pada Piala Eropa U-19 2022 sehingga berhak berlaga di Indonesia. 

Israel sudah memastikan diri lolos ke Indonesia pada Juni 2022. Saat itu tidak ada gelombang protes besar dari dalam negeri Indonesia terkait Israel yang bakal hadir sebagai salah satu peserta.

Sinyal bahaya lalu muncul ketika PSSI mengumumkan bahwa FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya berlangsung di Bali, 31 Maret. Sejak PSSI mengumumkan hal tersebut, dampak besar yang paling ditakutkan yaitu pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 mulai berembus.

Presiden Joko Widodo kemudian ikut turun tangan dan kembali menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan Piala Dunia U-20. Erick Thohir lalu berangkat bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino.

Namun pendirian FIFA sudah bulat terhadap status Indonesia. Pada Rabu (29/3), FIFA resmi mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 milik Indonesia.(lal)