Cerita Mbah Soleh, Tukang Pijat Tuna Netra Asal Kuwon Magetan Bisa Berangkat Haji

Dari keahlian memijat itulah mbah Soleh bisa membantu membiayai anak-anak sekolah, bahkan juga bisa membeli tanah, umroh dan berhaji.

Cerita Mbah Soleh, Tukang Pijat Tuna Netra Asal Kuwon Magetan Bisa Berangkat Haji
Foto : Mbah Soleh asal Kuwon Magetan penderita tuna netra dan istrinya bisa naik haji.

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Sempat tertunda 2 tahun karena pandemi Covid 19 lansia penyandang tuna netra bernama lengkap Moh. Soleh (77) asal dusun Pentok desa Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan bersama istri tercinta Putinah akhirnya bisa berangkat haji tahun ini.

Moh. Soleh yang biasa disapa Mbah Soleh mengaku sangat bersyukur dapat berangkat haji ke tanah suci. "Kebetulan saya masuk cadangan. Saya baru dua minggu yang lalu mendapat kabar kalau jadi berangkat ke tanah suci," kata Mbah Soleh.

Diceritakan Mbah Soleh, jika dirinya pertama kali mendaftar haji dengan istrinya sejak tahun 2011 lalu. Sejak anak-anaknya masih duduk di bangku sekolah.

"Saya punya enam anak, dua sudah meninggal. Tinggal tersisa 4 anak saja yang saat itu masih sekolah. Saat itu timbul niatan dalam hati saya kalau anak-anak sudah lulus kuliah, mentas semua dan tanah yang saya punya masih ada, saya akan menjualnya untuk daftar haji," cerita Soleh.

Alhamdulillah, ungkapnya, tanah yang dia miliki tidak sampai terjual untuk biaya sekolah anak-anak nya sehingga dia bisa menjualnya untuk daftar haji.

"Tanah sudah terjual, tapi duitnya masih belum cukup untuk bisa daftar haji bersama ibunya. Kami pun meminjam dana talangan haji untuk menutup kekurangan," imbuhnya.

Mbah Soleh menambahkan, jika pengelihatannya bukan sejak lahir, tetapi karena musibah. Pada 1977 atau 46 tahun lalu ingin mengetahui apa batu baterai yang punyanya masih ada isi setrumnya atau tidak.

"Namanya jaman dulu ya untuk mengetahui ada setrumnya atau tidak kita tes dengan kabel yang ujungnya diberi bohlam lampu senter. Tiba-tiba meledak dan mengenai mata saya. Otomatis bola mata saya pun divonis rusak dan tidak bisa melihat lagi," paparnya.

Mbah Soleh yang sebelumnya bekerja sebagai petani akibat buta Ia tidak bisa bekerja lagi. Sang istri yang menggantikannya menjadi tulang punggung untuk mencari nafkah untuk keluarga.

Setelah sekian lama tidak bekerja, Mbah Soleh mendapat kesempatan belajar memijat. Berbekal ilmu memijat itu mbah Soleh sering mendapat panggilan untuk memijat.

"Kalau pijat capek biasa, saya tidak melayani. Saya memijat pasien yang sakit seperti panas, batuk-batuk dan sejenisnya ya," terangnya.

Dari keahlian memijat itulah mbah Soleh bisa membantu membiayai anak-anak sekolah, bahkan juga bisa membeli tanah dan bisa umroh.

"November 2022 tahun lalu, saya dan istri berkesempatan berangkat umroh atas bantuan anak-anak. Tidak disangka musim haji tahun ini, saya dan istri malah bisa berangkat haji," pungkasnya. (*/nto).