Masyarakat Disuguhi ‘Drama’ Hasil Lembaga Survei Terus Berbeda, ‘Makin Tak Jelas Siapa Menipu Siapa’

Toto membandingkan jika merujuk pada data Survei LSI Denny JA setahun sebelumnya atau pada Februari 2022, ketiga capres potensial ini memang sama-sama mengalami kenaikan.

Sep 29, 2023 - 15:57
Masyarakat Disuguhi ‘Drama’ Hasil Lembaga Survei Terus Berbeda, ‘Makin Tak Jelas Siapa Menipu Siapa’

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli dua bakal calon presiden lainnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di Jawa Barat.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah mengatakan Prabowo masih kokoh memimpin elektabilitas, baik dalam simulasi perorangan maupun pasangan.

Untuk perorangan, katanya, Prabowo unggul 46,1 persen. Namun, pada saat berpasangan dengan Erick Tohir, turun 3 persen menjadi 43,4 persen.

Di urutan kedua, Anies Baswedan unggul di atas Ganjar Pranowo dengan 29,3 persen. Sama dengan Prabowo, saat Anies berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, juga turun 4 persen menjadi 25,5 persen.

Sementara Ganjar, sesuai dengan hasil survei itu, harus puas di posisi ketiga dengan elektabilitas 18,4 persen.

Hal yang menarik, kata Toto, meski Ganjar masih di posisi nomor urut 3, saat dibuat simulasi berpasangan dengan Ridwan Kamil, elektabilitasnya naik dari 18,4 persen menjadi 24,8 persen. Begitu juga saat Ganjar berpasangan dengan Sandiaga Uno, naik menjadi 20,0 persen.

Toto membandingkan jika merujuk pada data Survei LSI Denny JA setahun sebelumnya atau pada Februari 2022, ketiga capres potensial ini memang sama-sama mengalami kenaikan.

Prabowo, naik dari 26,0 persen ke 46,1 persen. Kemudian Anies dari 17,3 persen ke 29,3 persen dan Ganjar, dari sebelumnya 7,8 persen menjadi 18,4 persen.

Menurut Toto, dari hasil analisis kualitatif, keunggulan Prabowo di posisi nomor satu karena sudah pernah bertarung sebagai capres pada pemilu sebelumnya, dimana dia memang sudah unggul di Jawa Barat. Kedua, karena mesin partai Gerindra juga sudah relatif bergerak.

"Ditambah lagi ada pergerakan Dedi Mulyadi yang cukup massif dan all out mengampanyekan Prabowo dengan serangkaian event budayanya di sejumlah titik di Jawa Barat," katanya.

Survei itu memotret preferensi pemilih warga Jawa Barat terhadap calon presiden, calon wakil presiden, dan partai politik.

Kegiatan survei dilakukan dari tanggal 10-19 September 2023 dengan menggunakan metode "multistage random sampling" dengan jumlah responden standar 440 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan "margin of error" 4,8 persen.

Sementara dalam survei lainnya dari Survei Indo Riset, elektabilitas Prabowo mengalami penurunan di Jawa Barat dari 46 persen menjadi 40,5 persen.

Indo Riset juga memetakan elektabilitas tiga capres secara umum. Dari survei itu tercatat Prabowo Subianto ada di posisi teratas meski terlihat tren penurunan.

Sedangkan dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkap elektabilitas Ganjar berada di posisi pertama dalam simulasi tiga capres. Elektabilitas Ganjar mencapai 37 persen pada Agustus 2023. 

Prabowo berada di posisi kedua dengan 35,3 persen. Lalu Anies berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 22,2 persen.

Beda Lembaga Beda Hasil

Sementara, hasil survei terbaru yang dirilis Saiful Mujani Research Center (SMRC) menemukan suara bakal calon presiden Anies Baswedan tak menguat di Jawa Timur meski sudah menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Sedangkan survei Indo Riset menyebut elektabilitas Anies Baswedan justru naik di Pulau Jawa imbas deklarasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.

Sementara itu Cak Imin mengklaim ia dan Anies unggul di wilayah Jatim. Hal ini berdasarkan survei internal yang dilakukan melalui lembaga survei Polmark milik Eep Saefulloh Fatah.

Saiful Mujani menyebut survei nasional ini ulai dilakukan secara tatap muka pada 2 September, persis saat deklarasi Anies-Cak Imin (AMIN) dilakukan. Survei berlangsung hingga 11 September 2023.

Ia merinci Anies Baswedan hanya mengantongi 14,2 persen di Jawa Timur usai deklarasi dengan Cak Imin. Suaranya masih kalah telak dari Prabowo Subianto 23 persen dan Ganjar Pranowo 44 persen.

"Artinya di Jawa Timur, di mana deklarasi itu (AMIN) terjadi, tidak membuat Anies Baswedan menguat. Kira-kira untuk sementara ini di hasil survei 2 September-11 September 2023," katanya dalam kanal YouTube SMRC TV, Kamis (28/9).

Bahkan, Saiful menyebut suara Anies di Jatim ternyata lebih rendah usai menggandeng Cak Imin. Pada survei sebelumnya 31 Juli-21 Agustus 2023, suara Anies di survei SMRC mencapai 20,4 persen.

Lalu dalam simulasi SMRC teranyar, AMIN juga kalah melawan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto-Erick Thohir. Hasilnya, Anies-Muhaimin hanya mengantongi 12 persen suara di Jatim alias kalah telak dari Ganjar-RK 46 persen dan Prabowo-Erick 23 persen. Sedangkan 19 persen lainnya tidak menjawab.

"Jadi, kami melihat di Jawa Timur basis PKB, NU, dan basis Cak Imin sendiri, setelah dideklarasikan cawapres itu belum memunculkan satu kejutan. Harapannya kan ada kejutan, di mana dukungan terhadap AMIN menjadi lebih kompetitif terhadap Ganjar dan Prabowo," tutur Saiful.

"Jadi pada 2 September-11 September, kurang lebih seminggu atau 10 hari setelah deklarasi, tidak ada efek signifikan, tidak memperkuat pasangan AMIN atau Anies yang suaranya sekitar 14 persen tadi," imbuhnya.

Dari hasil riset itu, Saiful mengaku pihaknya menilai mungkin Anies-Muhaimin masih butuh waktu untuk mengampanyekan AMIN. Pasalnya, sampai survei terakhir SMRC ini sama sekali belum terlihat adanya perkembangan positif suara AMIN, khususnya di Jatim.

Saiful mengatakan kalau suara di Jawa Timur saja sulit berubah dan membawa Anies unggul atas Ganjar serta Prabowo, sulit berharap kemenangan AMIN di daerah-daerah lain di Indonesia.

"Sebaliknya, kalau di Jawa Timur saja yang merupakan basis dari PKB dan Muhaimin tidak mengalami kemajuan, mungkin akan susah dibayangkan akan terjadi perubahan yang signifikan di tempat yang lain," kata dia.

Beda hasil survei lain

Sebelumnya survei Indo Riset menyebut elektabilitas Anies Baswedan justru naik di Pulau Jawa imbas deklarasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.

"Suara Anies mengalami kenaikan di Pulau Jawa, terutama Jawa Barat, Jawa Tengah-DIY dan Jawa Timur. Kenaikan signifikan terjadi di Jawa Timur," kata peneliti Indo Riset, Roki Arbi di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Senin (25/9).

Dalam dua bulan terakhir yakni Agustus dan September, elektabilitas Anies di Jawa Timur naik dari 12,8 persen menjadi 22,2 persen.

Kenaikan juga terjadi di Jawa Barat dari 24,7 persen menjadi 31,6 persen. Kemudian, di Jawa Tengah elektabilitas Anies naik dari 8,3 persen menjadi 14,4 persen.

Indo Riset juga memetakan elektabilitas tiga capres secara umum. Dari survei, tercatat Prabowo Subianto ada di posisi teratas meski terlihat tren penurunan.

Elektabilitas Prabowo per September sebesar 34,8 persen atau turun dari Agustus lalu sebesar 38,3 persen. Ganjar di posisi kedua dengan elektabilitas 34,4 persen atau relatif stagnan dari elektabilitas Agustus sebesar 34,3 persen.

Anies di posisi ketiga namun mengalami kenaikan dari 22 persen pada Agustus menjadi 25,2 persen pada September.

Cak Imin Klaim Unggul di Jatim

Sementara itu Cak Imin mengklaim ia dan Anies unggul di wilayah Jatim. Hal ini berdasarkan survei internal yang dilakukan melalui lembaga survei Polmark milik Eep Saefulloh Fatah.

"Kami survei bersama Pak Eep [Eep Saefulloh CEO Polmark] untuk kepentingan internal kami, Polmark [Indonesia]. Ya, Alhamdulillah sangat bagus, kami menang (di Jatim)," kata Cak Imin di Sidoarjo, Selasa (26/9).

Dia juga mengklaim banyak survei hasilnya berbeda karena tergantung pesanan. Termasuk survei yang menyatakan elektabilitas Anies-Cak Imin paling kecil dibanding Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Surveinya siapa, versi siapa, tergantung. Surveinya banyak sekali, tergantung pesanan," ucap Cak Imin.

Cak Imin mengaku selalu menggelar survei secara internal jelang Pilpres 2024. Hasil survei dijadikan pedoman untuk kerja-kerja politik secara objektif.

Survei internal akan dilakukan lagi di daerah lainnya pada bulan-bulan sebelum pencoblosan 14 Februari 2024.

"Ya itu sementara kita fokus survei di Jatim tahap 1. Nanti Oktober Jawa pada umumnya. Bulan berikutnya semua 78 dapil," kata dia.(han)