Indonesia Jadi Negara ke-6 Terbanyak yang Kirim Pasukan Perdamaian

Indonesia terus meningkatkan jumlah Pasukan Penjaga Perdamaian (peacekeepers) PBB. Dari ke-16 besar pada akhir 2014, menjadi 6 besar pada akhir November 2023. Angka ini naik sangat signifikan dan sesuai dengan prioritas diplomasi perdamaian Indonesia.

Jan 9, 2024 - 05:26
Indonesia Jadi Negara ke-6 Terbanyak yang Kirim Pasukan Perdamaian

NUSADAILY.COM – BANDUNG - Indonesia terus meningkatkan jumlah Pasukan Penjaga Perdamaian (peacekeepers) PBB. Dari ke-16 besar pada akhir 2014, menjadi 6 besar pada akhir November 2023. Angka ini naik sangat signifikan dan sesuai dengan prioritas diplomasi perdamaian Indonesia.

 

“Di bidang peacekeeping, Indonesia terus meningkatkan jumlah peacekeepers-nya, menjadi kontributor terbesar nomor 6 pada akhir November 2023, dari kontributor terbesar ke-16 pada akhir 2014,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pidato Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM) 2024 di Bandung, Senin, 8 Januari 2024.

 

“Sejak 2014, lebih 20.000 personel telah dikirim ke 13 misi pemeliharaan perdamaian PBB,” imbuhnya.

 

Retno menambahkan, sejalan dengan peran aktif Indonesia di isu Perempuan, Perdamaian and Keamanan, jumlah personel peacekeepers perempuan naik.

 

“Dari 27 orang pada akhir 2014 ke 119 orang pada akhir 2023,” ungkap Retno.

 

Saat Indonesia mengemban Presiden Dewan Keamanan PBB 2020, untuk pertama kali, Resolusi 2538 terkait women in peacekeeping operations diadopsi. Indonesia, sambung Retno, juga menginisiasi pembentukan Southeast Asian Network of Women Peace Negotiators and Mediators.

 

Dalam pidatonya terkait kerangka perdamaian dunia, Retno menambahkan, Presiden Joko Widodo telah menandatangani UU No. 22 Tahun 2023, ratifikasi Traktat Mengenai Pelarangan Senjata Nuklir atau TPNW sebagai perwujudan komitmen Indonesia mengukuhkan larangan terhadap senjata nuklir di dunia.

 

“Selain itu, Indonesia juga mendorong adopsi Resolusi 2560 tentang perbaikan metode kerja komite sanksi Dewan Keamanan PBB mengenai penanganan terorisme,” ujarnya.

 

Retno menuturkan, semua pencapaian itu merupakan bukti bahwa Indonesia bukan hanya sebagai penonton saja.

 

“Jelas bahwa Indonesia adalah salah satu pemain utama di kawasan dan global, bukan sebagai penonton,” pungkas Menlu Retno.(*)