Hizbullah Tak Mau Ngalah, Gempur Pangkalan Militer Israel Pakai Roket

"Pangkalan pertahanan udara dan rudal utama komando wilayah utara (Israel)... dengan puluhan Katyusha roket," beber mereka tanpa mendetailkan jumlah roket.

Jun 28, 2024 - 06:22
Hizbullah Tak Mau Ngalah, Gempur Pangkalan Militer Israel Pakai Roket

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Hizbullah mengaku telah menembakkan lusinan roket pada Kamis (27/6) ke sebuah pangkalan militer di Israel utara. Hal itu disebut sebagai pembalasan atas serangan Israel ke Nabatiyeh, Lebanon pada Rabu (26/6).

"Ini sebagai respons terhadap serangan musuh yang menargetkan Nabatiyeh dan desa Sohmor," kata Hizbullah seperti diberitakan AFP.

"Pangkalan pertahanan udara dan rudal utama komando wilayah utara (Israel)... dengan puluhan Katyusha roket," beber mereka tanpa mendetailkan jumlah roket. 

Dalam keterangan terpisah, Hizbullah mengungkapkan empat anggotanya terbunuh akibat serangan Israel, salah satunya berasal dari Sohmor, Lebanon.

Mereka juga mengklaim melakukan dua serangan terhadap pasukan Israel, salah satunya dengan drone.

Terpisah, militer Israel mengungkapkan puluhan serangan terhadap mereka dari Lebanon.

"Sekitar 35 peluncuran diidentifikasi melintasi dari Lebanon," kata Israel. "Pertahanan udara berhasil mencegat sebagian besar peluncuran. Tidak ada korban cedera yang dilaporkan," tambahnya.

Mereka juga mengungkapkan serangan pertahanan udara Israel telah "melenyapkan" tiga anggota Hizbullah, satu di wilayah Sohmor dan dua di selatan negara tersebut.

Militer juga mengatakan bahwa "dua UAV (drone) yang diidentifikasi melintasi dari Lebanon jatuh" di Israel utara, dan melaporkan tidak ada korban luka.

Kantor Berita Nasional resmi Lebanon memberitakan serangan Israel di beberapa wilayah di Lebanon selatan pada Kamis (27/7), dan mengatakan serangan pada Rabu (26/6) di Nabatiyeh melukai lebih dari 20 orang.

Kekhawatiran semakin meningkat bahwa perang Gaza bisa menjadi kebakaran regional jika konflik Israel-Hizbullah yang selama ini sebagian besar hanya terbatas di wilayah perbatasan malah meluas.

Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan bahwa Paris "sangat prihatin" dengan pertempuran tersebut, dan menyerukan "semua pihak untuk menahan diri."

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant saat berkunjung ke AS pada Rabu (26/6) mengatakan negaranya tidak menginginkan perang di Lebanon, namun dapat mengirimnya kembali ke "Zaman Batu" jika diplomasi gagal.

Di tengah upaya diplomatik Barat meredakan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Selasa (25/6) mengunjungi Beirut dan memperingatkan beberapa hal.

"Kesalahan perhitungan dapat memicu perang habis-habisan," tuturnya. "Dibutuhkan pengendalian diri yang ekstrem."

Konflik Israel-Hizbullah telah menewaskan 485 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang tetapi juga termasuk 94 warga sipil, menurut penghitungan AFP.

Di pihak Israel, menurut pihak berwenang, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas.(han)