Penamaan Semantis Pisang Ambon dan Pisang Tongka Langit

Sekitar tiga tahun lalu dalam sebuah pertemuan di kota Semarang. Seorang sohib dari Jakarta berkelakar sambil bertanya “Kawan, di Ambon banyak pisang ambonkah?. Sebelum saya menjawab, kawan yang satu lagi cepat-cepat menyangga. O....di Ambon semua pisang dinamakan pisang ambon”. Beberapa orang sekitar kami mengobrol sambil senyum-senyam.  

Jul 2, 2024 - 06:45
Penamaan Semantis  Pisang Ambon dan Pisang Tongka Langit
Dr. Iwan Rumalean, M.Pd.

Oleh: Dr. Iwan Rumalean, M.Pd.

 

Sekitar tiga tahun lalu dalam sebuah pertemuan di kota Semarang. Seorang sohib dari Jakarta berkelakar sambil bertanya “Kawan, di Ambon banyak pisang ambonkah?. Sebelum saya menjawab, kawan yang satu lagi cepat-cepat menyangga. O....di Ambon semua pisang dinamakan pisang ambon”. Beberapa orang sekitar kami mengobrol sambil senyum-senyam.  

Cerita Semarang tersebut, mengingatkan saya pada seorang kawan dari Papua bercerita. Bahwa pada pagi hari di sebuah terminal di Kota Fak-Fak Papua Barat, berbincang-bincang tiga orang bapak sedang menunggu jemputan. Karena baru pernah bertemu mereka saling salaman dan memperkenalkan nama. Bapak pertama, memperkenalkan namanya “Abu Bakarbessy” dari Ambon. Bapak kedua, “Hots Batubara” dari Batak. Bapak yang ketiga, kelihatan bingung karena Ambon dan Batak sudah keluar dengan benda panas. Maka tanpa pikir panjang, saya “Air Mendidih” dari Manado.

Siapa pencipta cerita-cerita lucu, atau nama-nama khas tertentu semacam itu? Misalnya pisang ambon, bika ambon, kue janda, Kota Jawa, kue malam pertama, Batu Gantung, Batu Gaja, Gunung Nona, dan kue mamamantu. Tidak ada jawaban pasti siapa pemilik nama-nama ataupun tokoh penamaan semantis semacam itu. Kalaupun ada pertanyaan, jawaban beragam yang diperoleh, dan umumnya orang mengatakan suda ada sejak dahulu.  

Plato (427—347 M) filsuf Yunani merupakan tokoh pertama yang membicarakan makna kata kemudian dilanjutkan Aristoteles (384—322 M) yang adalah murid Plato. Sebagai seorang filsuf Aristoteles berpendapat bahwa penamaan semantis tidak berkaitan dengan orang perorang, tetapi umumnya merupakan konvensi lisan yang mengikat masyarakat bahasa atau masyarakat etnik. Oleh karena itu, penamaan semantis tidak bisa diklaim siapa penciptanya. Penamaan semantis itu telah menjadi milik masyarakat. Tiap kelompok masyarakat memahaminya dengan sudut pandang serta versi yang berbeda-berbeda.

Penamaan semantis semacam pisang ambon dan bika ambon. Di dalam ilmu semantik dinamakan penamaan berdasarkan tempat asalnya. Artinya pisang ambon dan bika ambon dianggap atau diduga berasal Ambon. Walaupun belum tentu benar-benar kedua benda tersebut berasal dari Ambon. Pisang ambon bukan tanaman endemik Ambon, melainkan tanaman khas Asia Tenggara hingga ke India. Begitu juga dengan bika ambon bukan makanan khas Ambon, tetapi diduga berasal dari Medan-Sumatra Utara.

Mengenai pisang yang memiliki nama latinnya Musa, dan khususnya pisang ambon (Musa acuminata Cavendish). Masyarakat Ambon mengetahui nama pisang ambon dari luar pulau Ambon. Masyarakat Ambon justru memberi nama pisang meja karena umumnya diletakkan di atas meja prasmanan atau meja tamu ataupun pada acara-acara istemewa posisi pisang meja selalu menempati urutan pertama bila dibandingkan dengan jenis pisang yang lain. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah siapa yang menamai dan mengapa dinamai pisang ambon? karena pisang ambon bukan tanaman endemik Ambon, melainkan dapat ditemukan di seluruh daerah tropis. Asia Tenggara umumnya merupakan endemik tanaman Musa Cavendish.  

Berdasarkan literatur dijelaskan bahwa pisang ambon (pisang meja), memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan, seperti dapat mengobati dan mencegah terjadi diare, asam lambung, dan memperlancar gangguan pencernaan, serta diabetes. Namun demikian, tidak berlebihan karena pisang ambon mengandung kalori tinggi sehingga menyebabkan obesitas, penurunan daya tahan tubuh, dan risiko diabetes. Berikut ini foto pisang ambon yang dikutip dari berbagai literatur.

Text Box: pisang ambon (Musa Cavendish) yang masih mudah di pohon. Dikembangkan secara tradisional

Description: sesa.id/cdn/shop/products/sssgid.zone-1707725915-S...

 

 

 

                                                                                                      

                       

 

Text Box: pisang ambon (Musa Cavendish) Putih. Dikembangkan menggunakan  Kultur Jarinagn

 

                                                                                   

 

 

 

Berbeda dengan pisang tongka langit (Musa x troglodyatarum L) yang penamaannya oleh masyarakat Ambon. Hal tersebut memang adanya karena jenis pisang tongka langit merupakan tanaman endemik Ambon (Maluku). Dinamai pisang tongka langit karena buah dan tandannya menengadah ke langit. Berbeda dengan pisang pada umumnya yang tandan dan buah menengadah ke tanah. Pisang Tongkat Langit di Negara Salomon disebut dengan “Fagufagu” atau “Gatagata”. Di negara Fiji  sebut “Soaqa” dan di negara PNG disebut “Menei” atau “Rimina” (Berita beta.Com, 2019).

Banyak khasiat yang dimiliki pisang tongka langit misalnya untuk mengobati kincing manis, diabet, vitalitas, meredakan panas dalam, membersihkan ginjal, dan menjaga kesehatan pencernaan. Berikut ini adalah buah pisang tongka langit:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Text Box: Buah pisang tongka langit yang matang dan dipotong dari pohonnya, isinya berwarna orange karena mengandung zat betakaroten
Text Box: Buah pisang tongka langit yang belum matang masih di pohon, berwarna hijau

 

 

 

Description: Peduli Pisang - PISANG TONGKAT LANGIT #kultivarpisang ...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penamaan pisang tongka langit di dalam kajian semantik disebut dengan penamaan berdasarkan sifat khas. Penamaan sifat khas umumnya dibagi dua yaitu berdasarkan ciri fisik dan berdasarkan ciri karakter. Dalam hal ini tepatnya penamaan pisang tongka langit dilihat berdasarkan sifat karakternya buah dan tandannya. Masyarakat di Ambon melihat buah dan tandan pisang tongka langit menengadah ke langit. Menengadah atau tegak lurus itu dilihat atau diibaratkan pisang tongka langit menyanggah atau menopang langit. Kata menyanggah atau menopang dalam bahasa Melayu Ambon disebut tongka atau tongka-tongka. Benda yang dijadikan atau difungsikan sebagai penyanggah disebut tongka, seperti batang bambu yang digunakan untuk menyangga ranting pohon yang buahnya lebat supaya tidak patah. Batang bambu yang digunakan sebagai penyanggah itu disebut atau tongka-tongka. Kata tongka-tongka merupakan nomina, yang bentuk dasarnya diulang disebut kata ulang, sedangkan tongka merupakan verba. Jadi, tongka dan tongka-tongka merupakan dua jenis kata yang berbeda.

 

 

Dr. Iwan Rumalean, M.Pd. adalah Dosen PBSI FKIP Unpatti, Pengurus Pusat Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI), dan Ketua ISNU Provinsi Maluku. 

 

Editor: Dr. Indayani, M.Pd. adalah Dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Pengurus Pusat PISHI.