Bapanas Beberkan Alasan RI Perlu Impor Beras 2 Juta Ton

Menurut Arief sebelum memutuskan untuk mengimpor beras, Bapanas sudah mengundang 25 penggilingan padi besar untuk menambah stok beras.

Mar 29, 2023 - 06:00
Bapanas Beberkan Alasan RI Perlu Impor Beras 2 Juta Ton
Beras impor masuk Indonesia.Foto: Pradita Utama

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membeberkan alasan perlu impor beras 2 juta ton hingga akhir 2023. Salah satunya karena serapan gabah hasil panen raya belum mampu memenuhi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

"Perintah Pak Presiden, serap (beras) sebanyak-banyaknya. Sampai tadi, yang terserap baru 50.000 ton," ujarnya usai acara Rembug Pangan di Kantor Bapanas, Jakarta Selatan, Senin (27/3/2023).

"Untuk mengambil suatu keputusan yang pahit tadi itu (impor beras) bukan Badan Pangan sendiri, itu ada rapat internal, kementerian/lembaga terkait, semuanya ada di situ, termasuk Kementan (Kementerian Pertanian) dan Kemendag (Kementerian Perdagangan)," lanjutnya.

Menurut Arief sebelum memutuskan untuk mengimpor beras, Bapanas sudah mengundang 25 penggilingan padi besar untuk menambah stok beras.

"Pada saat stok (beras Bulog) 220.000 ton kita semua merasa perlu untuk top up stok BULOG. Beberapa hari sebelumnya, kita undang 25 penggiling padi besar, kita minta tolong supaya top up stok BULOG, hasilnya hanya 60 ribu ton. Jadi usaha itu sudah kita lakukan semua," kata Arief, dilansir dari detikcom.

Bapanas juga mengundang produsen besar lainnya, seperti Wilmar, Top Koki, dan Sumber Raya. Namun, mereka menyampaikan mereka masih sangat terbatas dalam memenuhi stok beras sendiri, sehingga penggilingan padi tersebut hanya sanggup menyetor sekitar 1.000-5.000 ton kepada BULOG.

Saat stok terbatas, Bulog mendapat penugasan untuk memberikan sebanyak 21.353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan masing-masing 10 kg beras. Apabila program tersebut berjalan selama 3 bulan, dengan cadangan stok beras Bulog sekitar 220 ribu ton maka total kebutuhan beras mencapai 640 ribu ton.

"Kalau Bulog satu kali jalan, dari satu bulan itu digelontorkan semua, stok Bulog kurang lebih nol. Apakah mau membiarkan stok Bulog nol?" ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menambahkan, jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat perbedaan data surplus dari Januari hingga April pada tahun ini dengan tahun sebelumnya.

"Kalau kita melihat angka BPS tahun ini dari Januari sampai dengan April, ternyata memang kita surplusnya tiga bulan, tetapi surplusnya itu lebih kecil bila dibanding dengan tahun lalu pada bulan yang sama, Januari sampai dengan April. Kalau tidak salah tahun lalu itu tahun 2022 sebanyak 3,6 juta ton lebih surplusnya, sementara tahun ini sampai dengan April, diperkirakan hanya 3,22 juta ton. Jadi ada perbedaan itu," paparnya.

Hal ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan pihaknya di beberapa provinsi. Hasil serapan yang masuk ke penggilingan padi ternyata kurang dari 50% dari kondisi normal saat ini.

"Artinya memang kekurangan yang lalu itu pengaruhnya sampai dengan hari ini itu masih ada terhadap penggilingan padi. Padahal penggilingan padi itu, misalnya normalnya 2.000 (ton), sekarang masuknya baru di bawah 1.000 (ton) yang masuk ke penggilingan padi," tuturnya.

Menurutnya, hal-hal seperti ini yang mungkin menjadi pertimbangan pemerintah untuk melakukan impor beras.

Kembali ke Arief, ia menuturkan alasan lain pemerintah melakukan impor beras adalah untuk menjaga ketersediaan beras. Nantinya, ketersediaan tersebut dapat digunakan untuk menjadi bantalan sosial jika dibutuhkan.
Selain itu, impor beras ini juga dilakukan sebagai antisipasi apabila terjadi El Nino.

"El Nino salah satu yang disampaikan oleh Kepala BMKG, potensi El Nino 50-60%, jadi mudah-mudahan tidak terjadi. Tapi kalau itu terjadi, kita semua harus sudah siap. (Ini jadi) salah satu pertimbangan dari sekian banyak pertimbangan," ungkapnya.

Arief kembali menegaskan perihal penugasan impor beras 2 juta ton kepada BULOG hingga akhir 2023, bukan berarti Bapanas pro akan impor beras.

"Jadi bukan Bapanas pro-impor, tapi Bapanas menugaskan Bulog karena saya dapat surat kuasa dari Menteri BUMN. Dan apapun keputusan yang sudah diputuskan dalam rapat bersama presiden, kami semua pembantu presiden harus mengerjakan. Siapapun," tegasnya.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengirimkan surat penugasan kepada Perum BULOG untuk segera mengimpor beras sebanyak 500.000 ton. Dalam surat tersebut, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menuturkan bahwa hal ini merupakan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo tentang Ketersediaan Bahan Pokok dan Persiapan Arus Mudik Idul Fitri 1444 H.

"Kami menugaskan Perum BULOG untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500 ribu ton pertama agar dilaksanakan secepatnya," demikian tertulis dalam surat yang diterima, Senin (27/3/2023).

Masih dalam surat tersebut, Arief menerangkan bahwa pasokan beras tersebut akan digunakan untuk mengirim bantuan sosial melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP). Melalui program itu, bansos akan diberikan kepada 21.353 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

"Pengadaan beras dari luar negeri tersebut agar tetap menjaga kepentingan produksi dalam negeri serta memberikan aspek akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," jelas Arief.

Meski demikian, pihaknya tetap meminta Bulog untuk optimal menyerap beras dari petani dalam negeri. "Terutama pada masa panen raya Maret-Mei 2023," tutup surat itu.(eky)