Melihat Arena Pertempuran Jokowi Vs Megawati Jilid 2, Dimana Saja?

Prediksi Qodari, PDIP dan calon yang didukung Jokowi adalah berbeda. Alasannya, PDIP menyatakan dalam "permusuhan" dengan Jokowi. Oleh karena itu, PDIP bakal mengajukan calon yang berbeda dari Jokowi.

Jul 1, 2024 - 10:55
Melihat Arena Pertempuran Jokowi Vs Megawati Jilid 2, Dimana Saja?

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Gelaran Pilkada serentak 2024 kian dekat. Partai politik tengah sibuk menggodok calon-calon yang akan dijagokan di sejumlah daerah.

Adapun daerah yang cukup menarik perhatian adalah Jawa Tengah.

Daerah yang dinilai kembali menjadi momen pertempuran antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) melawan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri jilid 2.

Pandangan itu dikemukakan oleh Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat hadir dalam rilis survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) "Pilkada di Daerah Kunci: Siapa Unggul di Jawa Tengah" di zoom meeting, Minggu (30/6).

Apabila berkaca kepada Pilpres 2024 lalu, maka akan ada pertanyaan menarik soal siapakah calon yang didukung Jokowi dan PDIP, sama atau berbeda?

Prediksi Qodari, PDIP dan calon yang didukung Jokowi adalah berbeda. Alasannya, PDIP menyatakan dalam "permusuhan" dengan Jokowi. Oleh karena itu, PDIP bakal mengajukan calon yang berbeda dari Jokowi.

"Di DKI yang PDIP sendiri itu bukan pemenang, ingin mengajukan calon melawan kandidat dari KIM, apalagi kalau di Jawa Tengah. Nah tentunya akan menjadi menarik untuk melihat kira-kira di Jawa Tengah ini nanti untuk yang kedua kali yang menang adalah kandidat dari KIM/Pak Jokowi atau kandidat dari PDI Perjuangan," terang Qodari.

"Jadi ini Jokowi versus PDIP jilid 2. Atau Jokowi versus Megawati jilid 2. Apakah Jawa Tengah kandang banteng atau kandang Jokowi. Itu nanti kita saksikan pada bulan November yang akan datang," kata Qodari.

Tak hanya di Jawa Tengah

Senada, Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro juga menilai Pilkada Jawa Tengah memang menjadi arena pertempuran Jokowi vs Megawati jilid 2.

Agung mengatakan secara institusional, Jawa Tengah menjadi kandang banteng dalam setiap pilkada lantaran berulangkali mampu mengantarkan kadernya sebagai gubernur.

Kendati demikian, Ia menilai pernyataan bahwa Jateng kandang banteng sedikit memudar usai jagoan PDIP kalah telak di Pilpres 2024 lalu.

Jagoan yang dimaksud adalah capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Padahal Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.

Adapun Ganjar juga tak bisa maju kembali sebagai petahana karena sudah dua periode menjabat.

Agung menyebut hal ini membuka peluang bagi penantang manapun untuk bertarung terbuka (open election). Termasuk ketika kelak para penantang ini menghadapi jagoan dari PDIP.

"Secara elektoral, para penantang yang terafiliasi dengan istana lebih diuntungkan menimbang pengaruh Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih, Prabowo," ujar Agung, Senin (1/7).

"Sehingga, fakta empirik bahwa Jateng kandang banteng di setiap pilkada akan diuji secara elektoral. Apakah masih relevan atau sudah usang?" sambung Agung.

Oleh karena itu, Pilkada Jawa Tengah otomatis menjadi arena pertempuran Jokowi vs Megawati Jilid II setelah Pilpres 2024 lalu. Agung menilai pertempuran ini tak hanya terjadi di Jawa Tengah semata.

"Pertarungan Jokowi vs Megawati Jilid 2 ini bukan hanya di Jawa Tengah. Namun tersebar di Sumatera Utara, Jakarta, maupun tempat-tempat lainnya, ketika di sana hadir jagoan istana vs kader PDIP," tutur Agung.

Terlebih, Agung menyebut representasi jagoan istana ini hadir dalam bentuk relasi biologis dengan Jokowi, yakni anak hingga menantu.

Selain itu, ada pula hubungan jagoan istana dengan relasi ideologis karena pernah bersama Jokowi berkarier sebagai rekan kerja di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

"Iya (arena pertempuran di beberapa titik, tapi pusatnya di Jawa Tengah). Apalagi jika Kaesang dan Bobby ada. The real battle Jokowi versus Mega," jelas Agung.

Agung menjelaskan Jawa Tengah dipilih menjadi pusat pertempuran antara Jokowi dan Megawati karena daerah tersebut dikenal sebagai kandang banteng sekaligus juga daerah asal Jokowi.

Dihubungi terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar menilai pertarungan ini bertalian dengan prestisius Jokowi.

"Prestisius beliau sebagai presiden yang berkuasa dan mungkin juga nanti akan tetap memberikan pengaruh terhadap kepresidenan, terutama oleh wakil presidennya Gibran, itu adalah menguasai Jawa Tengah," kata Idil, mengutip CNNIndonesia.com, Minggu (30/6) malam.

"Nah, dalam konteks ini juga PDIP tetap ingin mempertahankan penguasaan politik itu," sambung Idil.

Adapun keterlibatan Jokowi dalam Pilkada, terutama di Jawa Tengah dinilai itu tergantung dengan kepentingan politiknya.

Salah satunya dengan majunya sang anak, Kaesang Pangarep dalam kontestasi atau mungkin calon lain yang pada akhirnya mendapat testimoni dari Jokowi.

"Apakah kemudian Pak Jokowi sampai akan jauh untuk kemudian katakanlah cawe-cawe di dalam kontestasi pilkada. Itu yang menurut saya kan sebetulnya agak masih belum terlihat nampaknya. Kecuali, mungkin katakanlah beliau ada kepentingan, apakah itu misalnya Kaesang dicalonkan menjadi gubernur Jawa Tengah misalnya atau mungkin ada saudara yang lain," jelas Idil.

Ia berpandangan bahwa pertempuran suara calon PDIP dengan calon yang "diendorse" Jokowi akan terjadi. Hal itu bertalian dengan PDIP yang ingin mempertahankan Jawa Tengah sebagai basis suaranya.(han)