Hadiri Haul KH Abun, Maman Sebut Pesantren Harus Berani Lawan Oligarki

Pesantren harus memiliki keberanian melawan oligarki dalam bentuk apapun. Pesantren punya punya modal sosial yang besar berbasis keilmuan yang kokoh dan kemandirian oleh karenanya Pesantren harus mulai memimpin proses demokrasi dengan menyuarakan keadilan bagi masyarakat.

Dec 31, 2022 - 01:04
Hadiri Haul KH Abun, Maman Sebut Pesantren Harus Berani Lawan Oligarki
Wakil Dewan Syura DPP PKB KH.Maman Imanulhaq saat menghadiri Haul ke 40 KH Abun Bunyamin Foto : Ist.

NUSADAILY - COM - JAKARTA - Hadir dalam Haul ke 40 KH Abun Bunyamin, Wakil Dewan Syura DPP PKB KH.Maman Imanulhaq mengatakan , menjelang tahun politik, kalangan Pesantren kerap menjadi buruan para politisi. Karena pesantren merupakan subjek demokrasi yang punya andil besar dalam mengelola negeri baik itu di level eksekutif maupun legislatif

Oleh sebab itu, ia menegaskan Pesantren harus memiliki keberanian melawan oligarki dalam bentuk apapun. Pesantren punya punya modal sosial yang besar berbasis keilmuan yang kokoh dan kemandirian oleh karenanya Pesantren harus mulai memimpin proses demokrasi dengan menyuarakan keadilan bagi masyarakat. 

"Sehingga, dapat mengupayakan program kesejahteraan bagi umat, dan menguatkan komitmen kebangsaan sesama anak bangsa," Ucap yang akan disapa Kiai Maman di Pondok. Pesantren Cipasung milik. KH Abun Bunyamin, Tasikmalaya Rabu (28/12/2022) 

Kiai Maman mengingatkan, peristiwa Muktamar NU di Cipasung tahun 1994 membuktika  keberanian para ulama NU yang dimotori Gus Dur kala it, mampu melawan rezim Soeharto yang ingin menghentikan kepemimpinan Gus Dur di NU. 

"Spirit keberanian dan kemampuan berpikir kritis dalam melawan rezim yang zalim saat itu serta kebijakan stategis untuk kemashlahatan masyarakat membuat pesantren dan NU dihargai dan dihormati. 

Pesantren jangan hanya "didatangi" saat momen demokrasi seperti pilkada, pileg, atau pilpres karena pesantren bukan vote getter, tapi justru pesantren adalah subjek demokrasi yang aktif, stretegis, dan kritis," kata Kiai Maman di hadapan awak media. 

Anggota DPR RI itu menegaskan, Pesantren Cipasung dapat mengambil hikmah dari sosok KH Ruhiyat dan para putranya termasuk juga KH Ilyas Ruhiyat yang saat ini menjadi Rais Aam PBNU. Dengan demikian, hal itu menunjukkan pesantren dijadikan sebagai motor penggerak kehidupan masyarakat.

"Ini harus kembali menjadi perhatian kita bahwa sesungguhnya semua roda pemerintahan masyarakat, upaya-upaya transformatif itu tidak akan pernah lepas dari pesantren,"  ujar Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi Majalengka ini. 

Sangat penting, kata Kiai Maman, pesantren sebagai gudang ilmu pengetahuan melahirkan begitu banyak ulama intelektual bahkan para pejabat di level daerah sampai pusat. Maka, tawaran-tawaran yang diproduksi oleh kalangan pesantren  terhadap proses demokrasi adalah tawaran yang konstruktif dan substansional, bukan hanya sekedar manis bibir yang ditawarkan namun harus berupa program yang diimplementasikan.

Kiai Maman juga memuji sosok KH Ilyas Ruchiyat yang merupakan Kiai yang santun dan penuh kelembutan. Bahkan, Ia menilai KH Ilyas Ruchiyat sering melakukan strategi-strategi yang kuat dalam penguatan kehidupan masyarakat dan juga dalam politik secara nasional. 

Tentunya, kata kiai Maman, Hal itu dilakukan oleh Kiai Ilyas lantaran didasari oleh prinsip prinsip NU yang toleran, ramah, dan juga selalu memegang teguh komitmen kebangsaan.

"Keberanian, keilmuan, dan juga bentuk ketulusan yang dimiliki oleh Cipasung menjadi kesadaran bagi seluruh pesantren, maka saya yakin tidak akan ada lagi yang meremehkan pesantren, tidak akan ada lagi kelompok-kelompok yang menganggap pesantren bisa dibeli, bisa dibayar," terasnya. 

Menurut anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB ini, Pesantren dengan sejarah yang begitu panjang membuktikan kembali komitmennya. Untuk sebuah perubahan di tengah masyarakat dan juga menjaga negeri. 

"Nilah hikmah pesantren untuk merawat masyarakat serta juga menjaga negeri," pungkasnya. (sir)