Gerak Cepat Turunkan Angka Prevalensi Stunting, Wawali: Menuju Indonesia Emas 2045 harus Didukung Generasi Bebas Stunting dari Sekarang

Untuk mewujudkan target penurunan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2023 ini, berbagai upaya dalam mendukung tujuan besar tersebut dilakukan. Salah satunya melalui rapat pembahasan rencana tindak lanjut dan diseminasi audit kasus stunting II tahun 2023 yang digelar pada Rabu (27/12) siang. 

Dec 28, 2023 - 06:45
Gerak Cepat Turunkan Angka Prevalensi Stunting, Wawali: Menuju Indonesia Emas 2045 harus Didukung Generasi Bebas Stunting dari Sekarang

NUSADAILY.COM -PASURUAN -Untuk mewujudkan target penurunan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2023 ini, berbagai upaya dalam mendukung tujuan besar tersebut dilakukan. Salah satunya melalui rapat pembahasan rencana tindak lanjut dan diseminasi audit kasus stunting II tahun 2023 yang digelar pada Rabu (27/12) siang. 

Bertempat di Ruang Untung Suropati I sekretariat Pemkot Pasuruan, rapat dengan menghadirkan beberapa stakeholder ini dipimpin langsung oleh Wakil Walikota Pasuruan, Adi Wibowo.

Persoalan stunting menjadi fokus Pemkot Pasuruan dalam beberapa waktu terakhir. Ini sekaligus sebagai bentuk komitmen dukungan Pemkot Pasuruan untuk ikut andil menyiapkan generasi unggul dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045.

"Bagaimana bisa terwujud Indonesia Emas jika tidak didukung oleh generasi bebas stunting yang kita persiapkan sejak dini dari sekarang" seru Mas Adi, sapaan akrab Wawali.

Dalam rapat tersebut dipaparkan beberapa sampel hasil audit kasus stunting di beberapa wilayah, diantaranya audit terhadap salah seorang ibu hamil di kelurahan Purutrejo, audit terhadap seorang ibu nifas di kelurahan Mayangan, serta audit kasus stunting pada batita di kelurahan Mandaranrejo dan Bugul Kidul.

Dari hasil audit tersebut disapatkan referensi sekaligus rekomendasi bagi rencana tindak lanjut apabila terjadi kasus serupa di masa yang akan datang.

Apalagi menurut Mas Adi, persoalan stunting harus dilihat secara komprehensif. 
"Bukan hanya urusan gizi dan kesehatan, namun stunting lebih dari itu. Bagaimana kita melihat dari sisi infrastruktur yang juga menopang kesehatan. Stunting juga sangat beririsan dengan faktor kemiskinan" ujar Mas Adi. 

Mas Adi juga menambahkan bahwa kemiskinan sangat berkaitan erat dengan stunting karena dikaitkan dengan pola pikir, perilaku, serta pengetahuan masyarakat.Untuk itu, dirinya juga menyampaikan bahwa salah satu cara dalam mengupayakan penurunan angka prevalensi stunting adalah dengan belajar dari daerah lain. 

"Butuh gotong royong, kerjasama banyak pihak. Terutama juga faktor dukungan keluarga. Misalnya bapak yang merokok, harus sadar posisinya ada anak yang harus dijaga tunbuh kembangnya untuk terhindar dari paparab asap rokok"

Hal lain yang menurut Mas Adi harus ditekankan adalah penguatan pola hidup bersih dan sehat, serta pengaturan sanitasi di lingkungan rumah yang memenuhi standar kesehatan (hly)