BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru 2023

"Perlu kami sampaikan adanya potensi cuaca ekstrem pada saat mudik Nataru dan sampai arus balik, padahal dari hasil survei Kemenhub diprediksi akan terjadi kurang lebih 40 juta orang bergerak selama periode Nataru tersebut," kata Dwi dalam konferensi pers, Selasa (20/12) malam.

Dec 21, 2022 - 17:38
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru 2023
Warga beraktivitas saat curah hujan tinggi di kawasan Bunderan Hotel Indonesia. Jakarta, Sabtu, 15 Oktober 2022. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan warga terkait potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi selama momen libur Natal dan Tahun baru 2023 (Nataru). Masyarakat diminta berhati-hati saat melakukan perjalanan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan cuaca ekstrem ini dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, longsor, hingga angin puting beliung.

"Perlu kami sampaikan adanya potensi cuaca ekstrem pada saat mudik Nataru dan sampai arus balik, padahal dari hasil survei Kemenhub diprediksi akan terjadi kurang lebih 40 juta orang bergerak selama periode Nataru tersebut," kata Dwi dalam konferensi pers, Selasa (20/12) malam.

Dwi menjelaskan terdapat empat fenomena alam yang berpotensi terjadi dan menyebabkan cuaca ekstrem selama momen Nataru. Pertama, peningkatan aktivitas monsun Asia yang memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Selatan.

BACA JUGA : Pertamina Klaim Stok BBM dan LPG di Wilayah Jatim Aman...

Kedua, intensifikasi fenomena seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian Barat dan Selatan, serta meningkatkan pembentukan awan hujan menjadi lebih intensif di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.

Ketiga, indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif, dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi dan malah dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem.

Keempat, terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer yaitu fenomena Madden-Julian oscillation.

"Dari prakiraan itu, terdeteksi adanya potensi untuk siaga terjadinya cuaca ekstrem pada periode 21-23 Desember 2022 di 12 provinsi," lanjutnya.

Rinciannya yakni sebagian wilayah di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, dan Papua.

BACA JUGA : Polda Metro Jaya Turunkan Tim Gegana Guna Pengamanan Nataru...

Kemudian khusus 24 Desember, potensi siaga dari prakiraan berbasis dampak diprediksi terjadi di sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Sementara mulai periode 25 Desember 2022-1 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Lebih lanjut, Dwi juga mewanti-wanti potensi cuaca ekstrem di udara lantaran awan cumulonimbus terdeteksi pada 21-27 Desember di wilayah udara Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan.

"Kami juga mendeteksi adanya potensi gelombang tinggi di perairan Indonesia mulai 23-27 Desember 2022, yaitu untuk tinggi gelombang mencapai 4-6 meter perlu diwaspadai di Samudera Hindia Selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan," ujar Dwi.(lal)