Ada Apa dengan Ridwan Hisjam, Munas 2017 Mati-matioan Usung Airlangga, Kini Desak Munaslub

NUSADAILY.COM – MALANG – Ridwan Hisjam, salah satu Dewan Pakar Partai Golkar, beberapa waktu terakhir ramai menghiasi media massa usai mendesak diselenggarakannya Munaslub untuk mengganti Ketua Umum (Ketum) Airlangga Hartarto.

Meski Ridwan menepis bahwa yang ia maksud dengan harus diselenggarakan munaslub, karena Airlangga sebagai penerima amanat munas untuk menjadi capres, tapi hingga kini tak kunjung mendeklarasikan dirinya sebagai capres dari Golkar.

“Yang saya maksudkan segera munaslub, karena hingga saat ini ketum Airlangga tak segera mendeklarasikan dirinya sebagai capres seperti yang dimanatkan munas. Jadi kalau memang Golkar mau mencalonkan orang lain sebetulnya gak papa, ya jalannya dengan menggelar munaslub untuk menggugurkan amanat munas,” kata Ridwan kepada Nusadaily.com, Minggu (6/8).

Adalah sangat aneh jika Ridwan dituding sebagai orang yang akan menjatuhkan Airlangga Hartarto.

Pada Munas Bali tahun 2017 lalu, Ridwan bersama Akbar Tandjung, menjadi tim pemenangan Airlangga. Sayangnya saat itu Airlangga kalah telak dengan Setya Novanto yang berhasil mengantongi 277 suara.

Sedangkan di urutan kedua ditempati oleh Ade Komaruddin dengan perolehan suara 173, sementara Airlangga hanya mendapatkan suara sebanyak 14 suara.

Pertanyaan ada apa dengan Ridwan terus mengemuka karena melihat sejarah masa lalu kedua tokoh Golkar tersebut.

Airlangga Yakin Penuhi Target 20 Persen di Pemilu 2024

Terpisah, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pencanangan target mengamankan 116 hingga 120 kursi DPR RI, atau setara 20 persen kursi di Parlemen Senayan pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Untuk itu, Airlangga meminta agar seluruh elemen Golkar bersama-sama menjaga soliditas yang telah terjalin, juga keputusan-keputusan yang diambil, termasuk dalam musyawarah nasional (munas) dan rapat pimpinan nasional (rapimnas).

"Saya menyampaikan khusus untuk pilpres Partai Golkar dan seluruh DPP dan DPD mengamanatkan untuk menjaga keputusan munas, rapimnas, dan rakernas, termasuk kemarin dalam pertemuan di Bali," kata Airlangga dalam pertemuan tertutup di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (4/8).

Pada kesempatan yang sama, Airlangga menegaskan kepada senior partai Jusuf Kalla yang juga mantan ketua umum periode 2004-2009 bahwa saat ini, pada kondisi internal Golkar menjunjung soliditas tinggi.

Merespons hal itu, Jusuf Kalla atau JK menegaskan bahwa jangan ada pihak-pihak yang berusaha membelokkan arah tujuan Golkar.

"Jangan sampai ada pihak-pihak yang membelokkan Golkar ke arah yang tidak jelas. Kita tetap solid," ujar Jusuf Kalla.

JK juga mengingatkan Airlangga untuk melakukan komunikasi dan sosialisasi demi memperkuat kerja sama antarkader demi kemenangan Golkar.

Lebih jauh, JK menyebut bahwa kemenangan Golkar bukan urusan Airlangga semata, tetapi juga terkait seluruh kader dan simpatisan partai.

"Ya kita mendukung partainya, berarti kita mendukung Pak Airlangga, tentunya dalam mengambil kebijakan. Itu intinya. Kita tidak mencampuri kebijakan teknis yang diberlakukan di partai. Kita mau partai bersatu," tutur JK.

Airlangga mengungkapkan, dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Muhamad Hatta, Theo Sambuaga, serta Sekretaris Jenderal Lodewijk F Paulus itu, dirinya mendapat pesan dan masukan untuk memperkuat akar Golkar.

Terlebih, Golkar telah menjadi wakil institusi politik, juga institusi demokrasi di Indonesia.

"Jadi tentu konstitusi Partai Golkar terus diminta untuk terus dijaga, dan juga jangan ada pihak-pihak luar yang mengganggu soliditas Partai Golkar," kata Airlangga.(han)