WHO Cabut Status Pandemi, Bagaimana Faktanya ?

Pencabutan status kedaruratan global ini pula yang akhirnya diumumkan oleh Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat (5/5/2023).

May 8, 2023 - 23:17
WHO Cabut Status Pandemi, Bagaimana Faktanya ?
Foto: WHO

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Diakhirinya status kedaruratan global COVID-19 membuat banyak orang bertanya-tanya. Apakah otomatis status pandemi juga berakhir, lalu beralih menjadi endemi?

Faktanya, tidak pernah ada pernyataan resmi kapan pandemi COVID-19 dimulai, demikian pula kapan pandemi berakhir. Organisasi kesehatan dunia hanya menetapkan status COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 30 Januari 2020.

Pencabutan status kedaruratan global ini pula yang akhirnya diumumkan oleh Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat (5/5/2023). Dalam pernyataan resminya, Tedros tidak pernah secara eksplisit menyebut kapan pandemi COVID-19 dimulai dan kapan berakhir.

BACA JUGA : Status Pandemi Covid-19 Resmi Dicabut WHO, Begini Tanggapan...

Istilah 'Pandemi COVID-19' mulai banyak digunakan sejak Maret 2020. Tepatnya pada tanggal 11 Maret, WHO dalam sebuah pernyataan menyampaikan hasil penilaian terhadap COVID-19 yang saat itu berstatus PHEIC atau kedaruratan global, memenuhi kriteria untuk disebut sebagai pandemi.

"WHO telah menilai wabah sepanjang waktu dan kami sangat peduli baik terhadap level yang menghkawatirkan terkait persebaran maupun keparahan, dan level yang mengkhawatirkan atas kelambanan," kata Tedros kala itu.

"Kami oleh karena itu membuat penilaian bahwa COVID-19 bisa dikategorikan sebagai pandemi," tegasnya, tanpa menyebut secara eksplisit kapan pandemi dimulai.

Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan menyiratkan, WHO memang tidak pernah menyatakan kapan pandemi dimulai dan diakhiri. Berakhirnya status kedaruratan global diartikan bahwa kolaborasi internasional dan upaya pendanaan juga berakhir atau berganti fokus.

"Dalam banyak kasus, pandemi benar-benar berakhir ketika pandemi berikutnya dimulai," jelas Ryan, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/5/2023).

Kematian akibat COVID-19 bagaimanapun mengalami penurunan belakangan ini, setelah mencapai puncaknya hingga 100 ribu orang dalam sepekan pada Januari 2021. Pada 24 April 2023, WHO mencatat angkanya berkurang menjadi 3.500-an dalam sepekan.

"Kita tidak bisa lupa tumpukan api itu. Kita tidak bisa lupa kuburan yang kita gali. Tidak satupun di antara kita di sini akan melupakannya," kata pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove. (ros)