Warga Kecewa Mendapatkan Beras Busuk bantuan Pemerintah dari Dana DID

Beras bantuan sosial (Bansos) yang bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID) yang dibagikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur kepada masyarakat penerima manfaat tidak sesuai harapan. (Kamis,5/01/2024).

Jan 7, 2024 - 05:48
Warga Kecewa Mendapatkan Beras Busuk bantuan Pemerintah dari Dana DID

NUSADAILY.COM WAINGAPU - Beras bantuan sosial (Bansos) yang bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID) yang dibagikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur kepada masyarakat penerima manfaat tidak sesuai harapan. (Kamis,5/01/2024).

 

Pasalnya beras sebanyak 20 kilogram yang dibagikan kepada setiap keluarga penerima manfaat (KPM) itu kondisinya tidak layak untuk konsumsi manusia dan lebih cocok dijadikan sebagai pakan ternak.

 

Adapun kondisi beras yang diterima berwarna cokelat dan berbau, kemudian saat dicuci berulagkali butiran beras tersebut hancur, serta setelah dimasak, rasanya pahit dan tidak enak dikonsumsi.

 

Demikian penjelasan dari Oktovianus Wila, Ketua RT 01 Kelurahan Mauhau, Kecamatan Kambera.

 

Dilansir dari Pos Kupang salah seorang warga Oktavianus mengatakan bahwa dirinya bersama 16 KK dalam RT 01 Mauhau mendapatkan bantuan beras DID yang dibagikan oleh petugas Dinsos Kabupaten Sumba Timur.

 

"Kami dapat beras yang dibungkus dalam karung putih polos yang diantar langsung oleh kendaraan kontainer yang diangkut dari Pelabuhan Laut Waingapu lalu dibawa ke Kantor Kecamatan Kambera pada tanggal 28 Desember 2023 lalu," jelas Oktavianus

beras sebanyak 20 kilogram yang dibungkus dalam karung putih polos, yang diturunkan langsung dari kendaraan kontainer/peti kemas.

 

"Beras di dalam karung tersebut, berwarna coklat, ada bau menyengat, dan saat ditampi berulang kali barulah mulai berubah sedikit putih, termasuk dicuci berulang kali, warnanya tidak berubah, tapi berasnya hancur, serta baunya tidak hilang," ungkap Yosi

Terhadap beras itu, Yosi membuat nasi kuning agar bisa dipakai berjualan, akan tetapi meski sudah ditambahkan dengan bumbu-bumbu, namun bau beras tidak hilang.

 

"Saya sudah buat nasi kuning yang rencananya untuk jual, tapi karena bau dari beras masih terasa, maka nasinya dikonsumsi pribadi," tambah Yosi.

 

Warga kelurahan kambaniru Yohana lado juga menyampaikan keluhan yang sama ia menyampaikan bahwa beras yang ia terima sudah berwarna kuning dan mengeluarkan bau busuk. '' saya dapat besar yang sudah bau busuk, tidak bisa kita makan dan saya coba cuci sampai empat kali juga ini beras tetap masih bau. Jadi ini beras tidak bisa kita makan ungkapnya kepada media Nusadaily.com

 

 

Di tempat yang berbeda di hubungi media Lurah Mauhau, Budi Come mengaku sudah mendapatkan keluhan dari warga KPM dan dia juga sudah melihat langsung kondisi beras tersebut sehingga minta warga membuat surat penolakan terhadap beras tersebut.

 

Terpisah lurah Kambaniru Christian Deni Elo mengungkapkan belum mendapatkan informasi tentang beras yang tidak layak konsumsi oleh warganya. Kepada media ia sampaikan akan mengecek langsung ke lapangan. " Saya belum dapat info terkait beras busuk tersebut, hari Senin saya akan cek di lapangan " saat wawancarai media Nusadaily.com via WhatsApp

 

 Sementara Camat Kambera Petrus Kalaway di hubungi  media menyampaikan hal yang berbeda " menurutnya Masyarakat menyambut dengan baik dan positif adanya beras DID  menurutnya masyarakat Mereka terbantu mengingat harga beras yang tinggi,kebun dan sawah mereka tdk ada panen dan terbantu dlm menyambut hari raya natal dan tahun baru
Lanjut camat kambera menyampaikan perihal Beras yang rusak terjadi hanya kasuistis dan sudah di tangani,  hal yang berbeda dengan warga ia menyakini sesungguhnya beras itu masih bisa di konsumsi dengan mencuci lebih baik dan ia menyampaikan sudah  menghubungi Kadis Sosial terkait beras itu dan siap untuk di ganti oleh suplier ungkap camat Kambera.
(fyl)