Usai Luncurkan Rudal Hipersonik, Menlu Korut Pergi ke Rusia

Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Choe Son-hui tiba di Rusia untuk bertemu dengan mitranya, Sergei Lavrov. Pertemuan ini dilakukan usai Korea Utara meluncurkan uji coba rudal hipersonik terbaru yang ditakuti Amerika Serikat (AS).

Jan 16, 2024 - 06:02
Usai Luncurkan Rudal Hipersonik, Menlu Korut Pergi ke Rusia

NUSADAILY.COM – MOSKOW - Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Choe Son-hui tiba di Rusia untuk bertemu dengan mitranya, Sergei Lavrov. Pertemuan ini dilakukan usai Korea Utara meluncurkan uji coba rudal hipersonik terbaru yang ditakuti Amerika Serikat (AS).

 

Dilansir dari medcom.id, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Korea Utara sebagai “mitra” Rusia di segala bidang, yang menandakan semakin dalamnya kerja sama antara Pyongyang dan Moskow.

 

"Menlu Choe dijadwalkan bertemu dengan Menlu Lavrov pada Selasa, 16 Januari 2024," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dilansir dari Korea Joongang Daily, Senin, 15 Januari 2024.

 

Kunjungan ini merupakan lanjutan dari lawatan Lavrov ke Pyongyang pada Oktober tahun lalu.

 

Kunjungannya terjadi setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dalam pertemuan puncak yang jarang terjadi pada September di Timur Jauh Rusia.

 

Pertemuan mereka pada 13 September di Kosmodrom Vostochny dan tur ke pabrik-pabrik pesawat besar Rusia menimbulkan spekulasi bahwa Pyongyang telah setuju untuk memasok senjata ke Moskow dengan imbalan teknologi militer dan khususnya bantuan program satelitnya.

 

Sebelumnya, Korut baru saja berhasil uji coba rudal yang paling ditakuti Amerika Serikat dan sekutunya pada Minggu kemarin. Rudal balistik hipersonik ini digadang-gadang memiliki kemampuan mengerikan untuk menargetkan lawan dengan waktu sangat singkat.

 

Alasan AS takut karena Korut disebut menggunakan mesin terbaru untuk pendorong rudal mereka sehingga berkemampuan kecepatan hipersonik.

 

Mesin-mesin pendorong rudal itu kabarnya didatangkan dari Rusia.

 

Zakharova memperkirakan kunjungan tersebut akan memicu spekulasi dari negara-negara Barat, namun ia juga mengklaim bahwa Rusia tidak akan melakukan pelanggaran hukum internasional jika bertindak demi kepentingannya sendiri.

 

“Kami mempunyai hak untuk melakukan apa pun yang kami anggap perlu, dengan mempertimbangkan fakta bahwa kami terus-menerus menyatakan penghormatan terhadap hukum internasional,” katanya.

 

Menanggapi pengumuman kunjungan menteri luar negeri Korea Utara ke Rusia, Kementerian Unifikasi Seoul memperingatkan terhadap kerja sama militer antara Pyongyang dan Moskow, dan menyebutnya “ilegal.”

 

Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian, mengatakan dalam konferensi pers bahwa Korea Utara dan Rusia “harus menyadari dengan jelas bahwa (komunitas internasional) terus mengawasi kunjungan Choe ke Rusia.”(*)