Prodi Sastra Cina FIB UB Kenalkan Kebudayaan Tirai Bambu Melalui Olahan Kuliner

Olahan kuliner dari negeri Cina tersebar luas dan dikenal di penjuru dunia. Sebagai salah satu produk budaya, olahan kuliner berkaitan erat dengan pengaruh kultur yang berkembang. Melalui jalur kuliner, Prodi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) memperkenalkan kebudayaan Tirai Bambu.

Nov 11, 2023 - 13:57
Prodi Sastra Cina FIB UB Kenalkan Kebudayaan Tirai Bambu Melalui Olahan Kuliner

NUSADAILY.COM-MALANG– Olahan kuliner dari negeri Cina tersebar luas dan dikenal di penjuru dunia. Sebagai salah satu produk budaya, olahan kuliner berkaitan erat dengan pengaruh kultur yang berkembang. Melalui jalur kuliner, Prodi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) memperkenalkan kebudayaan Tirai Bambu.

Kepala Prodi Sastra Cina FIB UB, Galih Edi Nur Widyaningsih menuturkan, pihaknya menggandeng lembaga pendidikan tingkat kejuruan dalam mengenalkan kebudayaan Cina. Salah satunya SMKN 1 Gedangan Kabupaten Malang. Kerja sama itu untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang budaya Cina. Selain itu, juga untuk mendukung tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan  peserta didik sebagai warga global yang cakap.

"Kegiatan pendampingan pengetahuan kebudayaan Cina diikuti peserta terdiri dari jajaran guru serta peserta didik. Harapannya, dapat memberikan pemahaman leih baik tentang kebudayaan dan kehidupan masyarakat Cina," ujar Galih.

Para mahasiswa Program Studi Sastra Cina UB memperkenalkan budaya Cina secara komprehensif. Termasuk makanan, pakaian tradisional, bahasa, dan folklore Cina. Kegiatan ini juga merupakan wujud nyata dari kontribusi Fakultas Sastra Cina sebagai kepada masyarakat, yang merupakan bagian dari program khusus Prodi Sastra Cina FIB UB.

Salah satu agenda yang menjadi sorotan pada kegiatan tersebut adalah pengenalan budaya gastronomi Cina. Seperti diketahui, gastronomi atau kuliner menjadi produk budaya Cina yang amat dikenal di seluruh dunia. Sebagai contoh di kota-kota besar, telah banyak rumah makan yang menyajikan masakan khas Cina, penikmatnya pun tidak sedikit. Hanya saja, fenomena serupa memang belum banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Malang.

Tentu saja kegiatan pengenalan ini mendapatkan respon positif dari para peserta. Para siswa serta jajaran guru dan staf amat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Mereka tertarik untuk memahami budaya Cina yang kaya akan sejarah dan tradisi. Semua peserta menikmati kegiatan ini dan berharap akan ada lebih banyak kegiatan serupa di masa depan.

Salah seorang dosen Prodi Sastra Cina FIB UB yang berasal dari Negeri Tirai Bambu, Taize, juga turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia merasa senang dapat memperkenalkan budaya Cina kepada masyarakat Indonesia. 

"Saya mendukung pelaksanaan kegiatan serupa secara regular, agar tradisi dan budaya Cina dapat diperkenalkan kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya di daerah," imbuh dia.(*)