Pembelian Gula Dibatasi Demi Basmi Spekulan

"Kebijakan pembatasan itu bukan karena (stok) kosong atau kurang, tetapi pemerataan setiap masyarakat bisa menikmati dengan harga terjangkau, dan mengurangi potensi gerakan spekulan," kata Roy di Epicentrum Mall, Jakarta Selatan, Selasa (7/5).

May 8, 2024 - 15:18
Pembelian Gula Dibatasi Demi Basmi Spekulan

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengungkap pembatasan pembelian gula oleh sejumlah ritel dilakukan untuk mengurangi spekulan.

Menurut Roy, ada sejumlah oknum yang membeli gula di ritel modern sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), tetapi dijual kembali ke konsumen dengan harga yang lebih tinggi.

Selain itu, pembatasan gula juga dilakukan sebagai salah satu upaya untuk pemerataan distribusi agar semua masyarakat bisa memenuhi kebutuhan gula pasir.

"Kebijakan pembatasan itu bukan karena (stok) kosong atau kurang, tetapi pemerataan setiap masyarakat bisa menikmati dengan harga terjangkau, dan mengurangi potensi gerakan spekulan," kata Roy di Epicentrum Mall, Jakarta Selatan, Selasa (7/5).

"Karena kita ritel, itu taat regulasi dan kita bisa memastikan kita mengikuti HET, sehingga dimanfaatkan oleh potensi-potensi spekulan mengambil keuntungan," sambungnya.

Roy menjelaskan harga gula di ritel selalu stabil di Rp17.500 per kilogram (kg). Sementara pedagang toko kelontong non ritel atau penjual individu bisa menjual gula di harga Rp18 ribu-Rp18.200 per kg.

"Jadi kalau ada spekulan yang membeli Rp17.500 dalam jumlah banyak, kemudian menjualnya masih bisa. Ada yang punya yang, tengkulak, ijon, dia beli karena dia tahu ritel Rp17.500, dia jual Rp18 ribu," jelas Roy lebih lanjut.

Ia pun memastikan Aprindo tidak pernah menginisiasi pembatasan pembelian gula di toko ritel.

"Aprindo enggak pernah menginisiasi hal-hal yang menjadi bagian rutin yang dihadapi pelaku ritel. Aprindo lebih banyak menginisiasi untuk bagaimana ketersediaan, mengkomunikasikan ke pemerintah dan relaksasi kalau memang diperlukan," tegasnya.

Gula di sejumlah toko ritel modern sempat langka selama beberapa waktu terakhir.

Salah satu kelangkaan terjadi di Indomaret di kawasan Otista, Jakarta Timur. Ardita, petugas di Indomaret tersebut mengatakan kelangkaan terjadi sejak beberapa waktu belakangan ini.

"Banyak banget yang nanyain gula, setiap hari pasti ada yang bertanya 1 atau 2 orang," katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (19/4) lalu.

Ia bercerita pasokan gula terakhir masuk ke toko yang dijaganya sejak seminggu sebelum Lebaran lalu. Saat itu pasokan masuk sebanyak dua karung gula berisi 20 kg.

Saat masuk, harga gula berangsur naik dari Rp16 ribu menjadi Rp17.500 per kg.(sir)