Pejabat Kemenlu AS Mengundurkan Diri karena Biden Tambah Babtuan ke Israel

Pejabat yang terlibat dalam transfer senjata ke sekutu Amerika Serikat (AS) selama 11 tahun, mengundurkan diri sebagai protes atas keputusan Washington untuk meningkatkan bantuan militer ke Israel.

Oct 20, 2023 - 15:59
Pejabat Kemenlu AS Mengundurkan Diri karena Biden Tambah Babtuan ke Israel

NUSADAILY.COM -WASHINGTON - Pejabat yang terlibat dalam transfer senjata ke sekutu Amerika Serikat (AS) selama 11 tahun, mengundurkan diri sebagai protes atas keputusan Washington untuk meningkatkan bantuan militer ke Israel.

Dilansir dari medcom.id, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS telah mengundurkan diri atas keputusan Washington untuk meningkatkan bantuan militer ke Israel. Dia mengatakan bahwa perang Gaza yang didukung AS akan menyebabkan lebih banyak penderitaan bagi Israel dan Palestina.

Josh Paul, Direktur Biro Urusan Politik-Militer Kementerian Luar Negeri, menulis dalam sebuah catatan yang diterbitkan secara online pada hari Rabu bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden mengulangi kesalahan yang sama yang telah dilakukan Washington selama beberapa dekade.

“Respon yang diambil Israel, dan juga dukungan Amerika terhadap respons tersebut dan status quo pendudukan, hanya akan menyebabkan penderitaan yang lebih besar bagi rakyat Israel dan Palestina,” tulisnya, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat 20 Oktober 2023.

“Saya khawatir kita akan mengulangi kesalahan yang sama yang telah kita lakukan dalam beberapa dekade terakhir, dan saya menolak untuk menjadi bagian dari hal ini lebih lama lagi,” kata Josh Paul, seraya menambahkan bahwa “dukungan buta untuk satu pihak” pada pemerintahan Biden mengarah pada pengambilan kebijakan yang tidak tepat sasaran.

“Berpandangan sempit, destruktif, tidak adil dan bertentangan dengan nilai-nilai yang kita anut di depan umum,” sebut Paul.

Saya tahu hal ini bukannya tanpa kompleksitas moral dan kompromi moral, dan saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan tetap tinggal selama saya merasa kerugian yang mungkin saya timbulkan tidak sebanding dengan kebaikan yang dapat saya lakukan,” tulis Paul yang merupakan terlibat dalam transfer senjata ke sekutu AS selama lebih dari 11 tahun.

“Saya berangkat hari ini karena saya percaya bahwa dalam upaya kita saat ini sehubungan dengan penyediaan senjata mematikan yang berkelanjutan – bahkan diperluas dan dipercepat – kepada Israel, saya telah mencapai akhir dari kesepakatan itu,” kata Paul.

Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, Paul juga mengatakan bahwa “terus memberi Israel apa yang dia gambarkan sebagai kekuasaan penuh untuk membunuh satu generasi musuh, hanya untuk menciptakan generasi musuh baru, pada akhirnya tidak menguntungkan kepentingan Amerika Serikat”.

Hal ini mengarah pada keinginan untuk menerapkan keamanan dengan cara apa pun, termasuk kerugian yang harus ditanggung oleh penduduk sipil Palestina,” katanya kepada media AS.

“Dan hal itu pada akhirnya tidak mengarah pada keamanan,” imbuh Paul.

Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Gaza, menyerang Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, memicu pembalasan Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung. Kekerasan tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.400 orang di Israel dan hampir 3.500 orang di Gaza.

Biden mengunjungi Israel pada hari Rabu, menunjukkan dukungan dan memberinya “lampu hijau untuk bertindak sesuai keinginannya” di Gaza.(*)