Pasar Sayur II Magetan Memprihatinkan, Pedagang: Tempat Rakyat Cari Ekonomi Pak
NUSADAILY.COM - MAGETAN - Para pelaku usaha di pasar sayur II Magetan mengaku dianak tiri oleh pemerintah Magetan selama ini. Pasalnya tempat mereka mencari nafkah kondisinya rusak dan memprihatinkan, terutama pada infrastruktur jalan. Padahal mereka turut menyumbang PAD Magetan selama ini dari sektor retrebusi hingga parkir kendaraan.
Mereka iri dengan pembangunan pasar Baru Magetan yang terus dianggarkan setiap tahunnya. Padahal dari segi pendapatan kalah jauh dari pasar Sayur tempat mereka berjualan hasil bumi.
"Jelas kami iri, kami pedagang pasar sayur selama ini jadi anak tiri ya, tidak ada perhatian sama sekali. Setiap hari dipungut retrebusi namun tidak ada imbal baliknya. Infrastruktur rusak, beruntung ini kemarau kalau tidak maka seperti sawah tempat kami jualan ini," kata salah satu pedagang bernama Harni kepada nusadaily.com, Sabtu (24/06/2023).
Senada dengan yang dirasakan oleh para pedagang etek. Mereka mengaku kecewa, setiap malam bayar parkir namun pasar tempat mereka kulakan kondisinya rusak.
"Kendaraan lami ditarik parkir selama kami kulakan. Membeli bahan bahan yang akan kami kelilingkan. Ya kondisinya seperti ini bahkan sudah tahun tahunan," ungkap Sujar salah satu pedagang etek.
Lebih lanjut disingung soal pendapat mereka terhadap rencana pemkab Magetan yang akan membuat kebun bambu di Kelurahan Tinap seluas 18,5 hektar dan menghabiskan biaya puluhan miliar nantinya mereka mengaku kecewa. Masih banyak hal urgent yang semestinya didahulukan selain kebun bambu itu.
"Ya cantohnya ini, perbaikan pasar yang nyata dapat dirasakan langsung oleh rakyat. Kami berharap pemerintah melihat langsung kondisi pasar Sayur, terutama pasar sayur dua yang memprihatinkan. Tempat rakyat cari ekonomi cari makan pak, tolong didahulukan," tegasnya.
Untuk diketahui, sejak kebakaran tahun 2015 lalu, pasar sayur Magetan sempat di bangun ulang dan direncanakan akan dibangun kembali berstandar nasional. Seperti pasar Besar Ngawi, pasar Legi Ponorogo. Namun hingga kini belum juga terealisasi hanya ada perawatan perawatan sekala kecil saja. (*/nto).