Menlu Retno Pernah Ingatkan Skenario Israel Usir Warga Palestina dari Tanahnya

Serangan Israel ke Palestina meluas hingga ke Rafah. Padahal, Rafah merupakan wilayah tempat para pengungsi dari Gaza utara - yang berbatasan dengan Israel -usai Negeri Zionis itu melakukan 'serangan balasan' pada 7 Oktober 2023.

Feb 20, 2024 - 06:34
Menlu Retno Pernah Ingatkan Skenario Israel Usir Warga Palestina dari Tanahnya

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Serangan Israel ke Palestina meluas hingga ke Rafah. Padahal, Rafah merupakan wilayah tempat para pengungsi dari Gaza utara - yang berbatasan dengan Israel -usai Negeri Zionis itu melakukan 'serangan balasan' pada 7 Oktober 2023.

 

Dalam wawancara dengan Medcom.id, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sepertinya sudah memprediksi hal ini. Ia mengungkapkan, pernah memperingatkan jika hal ini akan terjadi dalam pertemuan luar biasa menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah beberapa waktu lalu.

 

"Saya ingat betul pada saat pertemuan para menteri luar negeri OKI, pertemuan luar biasa yang ada di Jeddah. Kita bilang, 'apa yang dilakukan Israel, ini semuanya well scenario'," kata Menlu Retno dilansir dari medcom.id.

 

"Kalimat saya 'to wipe out Palestinian from their land' (menghilangkan Palestina dari tanah mereka). Dan 'to wipe out' untuk menghilangkan isu Palestina itu sendiri," terang Retno.

 

Dan hal itu terbukti. Di mana saat ini, serangan Israel semakin meluas ke bawah, wilayah Rafah, yang merupakan perbatasan antara Mesir dengan Palestina.

 

"Gaza dari utara disodok ke bawah, selatan. Ke selatan pun diserang terus. Mereka, yang diinginkan Israel adalah orang-orang Gaza itu keluar dari Gaza," ucap Retno.

 

Ia menambahkan, hal yang sama juga dilakukan di Tepi Barat. Warga Palestina di sana didesak terus agar mereka keluar dari wilayah itu.

 

"Sehingga udah tidak akan ada lagi orang Palestina yang tinggal di tanah-tanah Palestina. Dan kita, tolak dengan keras upaya ini dan kita akan berjuang terus," tegas Retno.

 

Ia menegaskan kembali, Indonesia akan terus memperjuangan keadilan dan kemanusiaan untuk Palestina.

 

Palestina merupakan satu-satunya negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) yang masih belum merdeka. Dan berdasarkan konstitusi, Indonesia akan membantu memperjuangkan hak kemerdekaan dari Palestina.

 

Pada 23 Februari mendatang, Indonesia akan memberikan pernyataan lisan ke Mahkamah Internasional (ICJ) terkait dengan Palestina. Ini menjadi salah satu cara Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

 

Penyampaian pernyataan lisan ini adalah permintaan masukan dari ICJ, berupa advisory opinion dari Indonesia mengenai Palestina. Hal ini diminta oleh Majelis Umum PBB.

 

Ada 53 negara dan tiga organisasi internasional yang akan berbicara mulai dari 19 hingga 26 Februari.(*)