Mengenal Kerajinan Kulit Kelinci Bernilai Jual Tinggi Asal Kabupaten Magetan

Satu lembar kulit kelinci di luar negeri dihargai Rp400 ribu. Meski di dalam negeri sendiri dihargai Rp100 ribu, tetapi ini sudah luar biasa untuk perekonomian kita daripada terbuang.

Mengenal Kerajinan Kulit Kelinci Bernilai Jual Tinggi Asal Kabupaten Magetan
Foto : Suryo Baggyo dan istrinya Trisuharlina di tempat kerjanya di Jalan Karya Dharma Desa Ringinangug Magetan, Kamis (30/03/2023).

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Sudah tidak perlu diragukan lagi, Kabupaten Magetan menjadi salah satu daerah penghasil kulit sapi di Indonesia. Mulai dari penyamakan hingga produk jadi. Seperti sepatu kulit, sandal, tas, jaket hinga produk lainya. 

Tidak hanya kulit sapi, kulit kelinci pun di sini juga ada dan diproduksi oleh Suryo Baggyo dan istrinya Trisuharlina di Jalan Karya Dharma desa Ringinangug ini. Memang kulit kelinci belum setenar kulit sapi karena belum dilirik oleh pemerintah setempat sebagai potensi ekonomi. 

Diceritakan Suryo (55), UKM Josy didirikan dari latar belakangnya keprihatinannya sebagai peternak yang melihat kulit kelinci terbuang setelah dagingya dikonsumsi. 

"Padahal kulit kelinci ini kan produk mahal di luar negeri. Satu lembar kulit kelinci dihargai Rp400 ribu. Meski di dalam negeri sendiri dihargai Rp100 ribu. Tetapi nilai itu kan sudah luar biasa untuk perekonomian kita daripada terbuang," kata Suryo kepada nusadaily.com, Kamis (30/03/2023).

Selama ini, lanjutnya, kulit kelinci di Kabupaten Magetan hanya dibuang setelah diambil dagingnya. Kemudian dia mencari cara untuk mengolahnya menjadi sesuatu bernilai. 

"Perjalanannya panjang, mulai dari mencari cara bagaimana menyamak kulit agar bulunya tidak rusak hingga akhirnya mengandeng Politeknik ATK di Yogyakarta. Setelah jadi sesuai dengan harapan kita kami kumpulkan orang orang untuk sama sama mengolah sebagai penambah ekonomi sejak tahun 2018," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Suryo, dirinya dan istri kemudian membentuk kelompok kerja bernama Josy yang anggotanya dari masyarakat. Josy sendiri diambil dari nama orang yang mengajari mereka mulai dari menyamak hingga dopat membuat produk produk jadi seperti peci, syal, bantal, rompi hingga jaket dari kulit kelinci. 

"Satu peci kulit bulu kelinci kami jual mulai dari Rp250 ribu hingga Rp400 ribu tergantung keunikan motifnya ya," paparnya.

Dari usaha tersebut ada sepuluh orang lebih ibu ibu yang bergabung. Mulai dari merajut merangkai membuat dasaran. Dalam sehari meraka bisa membawa pulang Rp100 ribu hingga Rp150 ribu sebagai penambah ekonomi.

"Pernah kami mendapatkan pesanan dari Malaysia sebanyak 5000 peci, namun karena terkendala modol akhirnya kami membatalkannya. Kami saat ini hanya melayani permintaan dalam negeri. Seperti dari Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan," ungkapnya. 

Untuk diketahui, permintaan kulit kelinci yang telah disamak di pasaran tinggi. Namun Suryo memilih tidak menjualnya karena lebih baik dibuat produk jadi agar bisa menyerap tenaga kerja dan menambah ekonomi masyarakat Magetan.

Sayang, produk ini oleh pemerintah kabupaten Magetan belum dilirik sebagai potensi ekonomi di daerah ditengah melambatnya ekonomi dan sulitnya masyarakat mendapat pekerjaan di bumi Mageti. (*/nto).