Kepadatan Puncak Arus Mudik DIprediksi Berkurang karena Pergeseran Cuti Bersama

Untuk mengurangi kepadatan arus mudik Lebaran 2023, pemerintah pusat memajukan dan menambah cuti bersama. Diharapkan ini bisa mengurangi kepadatan puncak arus mudik. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan semula puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 20-21 April.

Apr 4, 2023 - 15:05
Kepadatan Puncak Arus Mudik DIprediksi Berkurang karena Pergeseran Cuti Bersama
Foto ilustrasi kemacetan. (foto: unpad.ac.id)

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Untuk mengurangi kepadatan arus mudik Lebaran 2023, pemerintah pusat memajukan dan menambah cuti bersama. Diharapkan ini bisa mengurangi kepadatan puncak arus mudik. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan semula puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 20-21 April.

 

Dilansir dari medcom.id, sebelumnya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menetapkan cuti bersama adalah 21 April dan 24-26 April. Namun, cuti bersama kemudian digeser menjadi 20-21 April dan 24-25 April. Kemudian untuk tambahan cuti bersama adalah pada 19 April.

 

"Tapi sekarang (cuti bersama) maju tentu ini akan terelaksasi karena ada sebagian yang akan mengambil cuti di 17-18 April sehingga mereka bisa pulang di tanggal 15 dan 16 April. Kita harapkan karena ada penambahan pergeseran cuti bersama ini juga akan merelaksasi masyarakat yang mudik," ungkap Syafrin di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 3 April 2023.

 

Untuk arus balik diprediksi akan terjadi dua periode puncak yakni pada 25-26 April dan pada akhir pekan yakni 29-30 April. Syafrin menegaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk mengantisipasi arus mudik dan arus balik.

 

Sementara itu, diprediksi akan ada 18 juta warga Jabodetabek yang mudik tahun ini atau angkanya naik 12 persen dari tahun lalu. Pihaknya memastikan 2.428 bus antar kota antar provinsi (AKAP) siap menjadi angkutan lebaran tahun ini. Jumlah itu masih ditambah 170 bus angkutan cadangan yang siaga jika dibutuhkan.

 

"Kami telah mengkonsolidasikan seluruh operator bus di Jakarta supaya seluruh busnya layak operasi, ada sekitar 2.000 bus yang siap dioperasikan. Kami juga sudah konsolidasikan dengan beberapa operator bus pariwisata untuk mereka stand by jadi bus bantuan. Jadi begitu ada kekurangan bus di terminal, bus yang sudah kami siapkan ini nantinya akan back up kekurangan bus dan melayani masyarakat yang belum terangkut," jelasnya.(*)