Ini yang Terjadi Bila Tak Sengaja Memakan Semut

Semut menjadi salah satu serangga yang kerap hinggap di hidangan terutama makanan manis. Lalu apa yang terjadi bila kita tidak sengaja memakan semut?

Ini yang Terjadi Bila Tak Sengaja Memakan Semut
Foto: iStock

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Semut menjadi salah satu serangga yang kerap hinggap di hidangan terutama makanan manis. Lalu apa yang terjadi bila kita tidak sengaja memakan semut?

Jawabannya adalah tidak apa-apa. Dikutip melalui laman Healthline, semut merupakan salah satu serangga yang paling sering dikonsumsi di seluruh dunia.

Alasannya karena memiliki sumber protein, ramah lingkungan, dan dapat mendukung kesehatan jantung serta memerangi stres oksidatif loh. Namun tidak semua jenis semut cenderung dikonsumsi dan beberapanya populer, berikut daftarnya:

Jenis Semut yang Dikonsumsi

  • Leaf-cutting ants (Semut pemotong daun): Semut pemotong daun sangat populer di negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko, Kolombia, Panama, dan Brasil.
  • Weaver ants (Semut rangrang): Semut rangrang banyak dikonsumsi di daerah China, India, Laos, Myanmar, Papua Nugini, Filipina, Thailand, Republik Demokratik Kongo, Kamerun, Bangladesh, Malaysia, dan Sri Lanka.
  • Honey ants (Semut madu): Semut madu biasa dikonsumsi oleh masyarakat pribumi di Australia. Disebut semut madu karena mereka menggunakan perutnya untuk menyimpan madu agar bisa memberi makan bagi koloninya.
  • Black ants (Semut hitam): Semut hitam biasanya dikonsumsi di China dan Kenya.

Olahan Semut
Umumnya, semut dapat dimakan dalam bentuk larva atau dewasa. Hewan kecil ini bisa dikonsumsi utuh ataupun sebagai bahan dalam berbagai masakan.

Berikut beberapa contoh bagaimana olahan semut di seluruh dunia:

  • Laos: Semut rangrang di Laos digunakan untuk menambah keasaman pada sup ikan. Rasanya mirip dengan jeruk.
  • Thailand: Semut rangrang dijual dalam bentuk kaleng.
  • Amazon-Peru: Semut rang-rang biasanya dipanggang atau digoreng. Larvanya bisa dipanggang dan dicampur dengan tepung singkong.
  • Kolombia: Ratu semut pemotong daun dijual di pasar lokal.
  • Meksiko: Semut pemotong daun biasanya dipanggang dan digiling sebagai bumbu mayonaise dan saus lainnya.
  • India: Telur dan larva semut rangrang direbus dengan rempah-rempah. Sedangkan semut dewasa dicampur sebagai makanan dengan cabai dan garam.

Nilai Gizi Semut

Nilai gizi semut sangat bervariasi tergantung pada spesiesnya, tahap metamorf, pola makan, dan habitatnya. Meski begitu, semut cenderung tinggi protein, serat, vitamin, dan mineral.

Larva dan telur semut rangrang memiliki gizi sekitar 7 gram protein per 100 gram beratnya. Sedangkan semut pemotong daun dan semut hitam mengandung 42-53 gram dan 40-45 gram protein per 100 gramnya.

Selain itu, semut menyediakan serat dan mineral seperti zat besi, seng, magnesium, potasium dan fosfor. Meski banyak gizi, semut juga memiliki serat yang paling umum ada pada serangga.

Serat tersebut bernama kitin yang berasal dari kerangka luarnya. Sayangnya kitin merupakan serat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Manfaat Makan Semut

1. Secara tradisional: Bisa mengobati asma dan sakit tenggorokan. Kepala semut bisa digunakan sebagai obat untuk menutup luka.

2. Sumber makanan berkelanjutan: Semut bisa menjadi sumber makanan berkelanjutan karena dampak lingkungannya yang rendah. Sehingga serangga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

3. Protein hewani alternatif: Semut adalah sumber hewani alternatif yang dapat membantu meningkatkan kualitas makanan dan asupan protein secara keseluruhan. Kandungan protein di semut bisa sebagai alternatif pengganti susu, daging, ikan, dan telur untuk konsumsi manusia.

4. Sumber antioksidan: Untuk mencegah penyakit terkait stres oksidatif seperti penyakit jantung dan kanker. Sebuah studi menyatakan semut hitam memiliki tingkat antioksidan yang tinggi bahkan sebanding dengan jus jeruk.

5. Kontribusi pada kesehatan jantung: Dalam hal kesehatan jantung, sebuah studi 2 minggu pada orang dewasa yang mengonsumsi 3-6 gram kitin. Hasilnya, kadar kolesterol HDL (baik) meningkat dan kolesterol total menurun.

Meskipun banyak manfaat dan nilai gizi yang terkandung, sayangnya masih sedikit penelitian tentang manusia dalam makan semut. Hanya ada sedikit bukti ilmiah mengenai potensi kerugiannya.

Jadi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenal hal ini untuk kelanjutan di masa mendatang.(eky)