Industri Manufaktur RI Diakui Sri Mulyani Lebih Baik Dariapada Negara Maju Lainnya

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa industri manufaktur di Indonesia masih melanjutkan ekspansi. Bahkan kemajuan industri manufaktur RI lebih baik di tengah kontraksi negara-negara besar seperti AS, Eropa, China dan Jepang.

Feb 22, 2023 - 19:12
Industri Manufaktur RI Diakui Sri Mulyani  Lebih Baik Dariapada Negara Maju Lainnya
Industri Manufaktur RI Alami Kebangkitan. (Foto : Istimewa)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa industri manufaktur di Indonesia masih melanjutkan ekspansi. Bahkan kemajuan industri manufaktur RI lebih baik di tengah kontraksi negara-negara besar seperti AS, Eropa, China dan Jepang.

"Untuk negara-negara ASEAN dan Asia, beberapa negara yang masih bertahan bagus seperti Indonesia dan India, semuanya amsih dalam situasi ekspansif," ungkap Sri Mulayni dalam Konferensi Pers: APBN KITA Februari 2023 secara virtual di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Sementara itu, industri manufaktur Vietnam dan Malaysia masih berada dalam threshold PMI yang terkontraksi karena indeksnya masih berada di bawah angka 50.

"Jadi kalau kita lihat distribusi negara-negara di mana kegiatan manufakturnya ekspansif dan akseleratif, itu adalah Indonesia, Thailand, dan Filipina," ujar Sri, Rabu (22/2/2023).

Kemudian ada juga negara-negara yang masih ekspansif namun mengalami tren melambat, antara lain Australia, Rusia, India, dan Afrika Selatan. Ini sebesar 17,4% dari total negara-negara yang disurvei.

"Untuk negara-negara yang mengalami kontraksi tapi juga sudah mulai pulih, itu adalah Italia, Prancis, Turki, Kanada, dan Singapura," ucap Sri.

Sedangkan, yang mengalami kontraksi masih mengambil porsi 52,2% dari jumlah negara yang disurvei. Negara-negara tersebut antara lain Amerika Serikat (AS), Meksiko, Eropa, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Jepang, China, Brazil, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.

"Jadi dalam hal ini, kalau kondisi Indonesia dalam posisi PMI-nya positif di atas 50 dan ekspansif, atau akseleratif, itu kita adalah sekelompok kecil negara saja. Ini yang menggambarkan resiliensi dan pemulihan ekonomi kita yang memang cukup baik sampai dengan akhir tahun 2022 dan masih berlanjut pada awal 2023," pungkas Sri.

(roi)