Bentrokan Sengit Kelompok Minoritas dan Junta Myanmar Berlanjut di Rakhine

Militer Myanmar telah menyerukan serangan udara dan pengeboman angkatan laut terhadap kelompok bersenjata etnis minoritas di sebuah pulau yang menjadi lokasi pelabuhan laut dalam yang direncanakan bernilai miliaran dolar yang didukung Tiongkok, lapor media lokal.

Dec 21, 2023 - 05:42
Bentrokan Sengit Kelompok Minoritas dan Junta Myanmar Berlanjut di Rakhine

NUSADAILY.COM – RAKHINE - Militer Myanmar telah menyerukan serangan udara dan pengeboman angkatan laut terhadap kelompok bersenjata etnis minoritas di sebuah pulau yang menjadi lokasi pelabuhan laut dalam yang direncanakan bernilai miliaran dolar yang didukung Tiongkok, lapor media lokal.

 

Dilansir dari medcom.id, bentrokan telah mengguncang negara bagian Rakhine sejak bulan lalu setelah Tentara Arakan (AA) melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan, mengakhiri gencatan senjata yang goyah sejak militer kekuasaan melalui kudeta di tahun 2021.

 

Serangan di negara bagian barat Myanmar membuka front lain bagi militer saat mereka memerangi aliansi pejuang etnis minoritas yang disebut "Aliansi Tiga Persaudaraan" yang mencakup AA, di bagian utara negara itu.

 

 

Selasa kemarin, sebuah kapal angkatan laut Myanmar membombardir kota Ramree di pulau Ramree, kata aliansi tersebut melalui saluran Telegramnya. Selama pertempuran dengan AA di wilayah tersebut pada hari Senin, junta Myanmar melancarkan serangan udara dan melepaskan tembakan dari kapal angkatan laut.

 

Media lokal melaporkan warga sipil tewas dan terluka dalam penembakan di kota Ramree. AA mengatakan pihaknya telah menyita "peralatan militer" setelah bentrokan di hari Senin tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

 

Pulau Ramree adalah rumah bagi pelabuhan laut dalam yang direncanakan didukung Tiongkok, dan jika selesai akan berfungsi sebagai pintu gerbang bagi Beijing ke Samudra Hindia.

 

Pelabuhan yang direncanakan di dekat Kyaukphyu, sekitar 50 kilometer dari kota Ramree, adalah pusat proyek Koridor Ekonomi Tiongkok-Myanmar (CMEC) – yang merupakan benang merah dalam visi Belt and Road global Tiongkok.

 

Pembangunan pelabuhan dan zona ekonomi khusus di dekatnya terhenti di tengah kerusuhan yang terjadi di negara bagian Rakhine. Kantor berita AFP telah menghubungi kedutaan Tiongkok di Yangon untuk memberikan komentar.

 

Bentrokan antara AA dan militer Myanmar mengguncang wilayah tersebut di tahun 2019, dan pada 2017 militer melancarkan tindakan keras terhadap minoritas Rohingya yang kini menjadi subjek kasus genosida PBB.

 

Media lokal melaporkan pekan ini bahwa pihak berwenang Myanmar telah melarang semua kapal penangkap dan pengangkut ikan memasuki perairan sekitar Kyaukphyu hingga Februari tahun depan.

 

Pekan lalu, AA mengatakan mereka telah merebut tiga pangkalan militer di negara bagian tetangga, Chin, dekat perbatasan dengan Bangladesh.

 

Lebih dari 110.000 orang terpaksa mengungsi akibat bentrokan baru-baru ini di negara bagian Chin dan Rakhine, kata PBB pekan lalu. AA selama bertahun-tahun telah berperang demi otonomi penduduk etnis Rakhine di negara bagian tersebut di rumah mereka dekat perbatasan Bangladesh.

 

Bentrokan antara AA dan militer pada 2019 menyebabkan lebih dari 200.000 orang mengungsi di seluruh negara bagian Rakhine, yang merupakan rumah bagi sekitar satu juta orang.(*)