Aktivis Sweeping Dump Truck Tambang di Kabupaten Pasuruan

"Kami menuntut pemerintah menertibkan dan menutup tambang ilegal. Kami juga telah melaporkan tambang ilegal ke Polres Pasuruan hingga Bareskrim Mabes Polri. Mereka yang melanggar aturan harus ditindak dan diproses hukum," kata Hanan.

Feb 15, 2023 - 00:37
Aktivis Sweeping Dump Truck Tambang di Kabupaten Pasuruan

NUSADAILY.COM - PASURUAN - Sejumlah aktivis Aliansi Masyarakat Cinta Damai (AMCD) mensweeping dump truck pengangkut hasil tambang galian C diruas jalan Pasrepan Kabupaten Pasuruan. Mereka menghentikan dan meminta pengemudi menunjukkan surat jalan kendaraan angkutan hasil tambang.

Aksi sweeping dilakukan setelah aktivis yang tergabung dalam Persatuan Organisasi Rakyat untuk Transparansi dan Advokasi Lingkungan (Portal) berunjuk rasa di Kantor Kecamatan Pasrepan.

Ketua AMCD, Hanan, menyebut, aksi unjuk rasa sebagai bentuk keprihatinan atas maraknya kegiatan penambangan yang diduga ilegal. Selain merusak ekosistem lingkungan, pergerakan kendaraan berat pengangkut hasil tambang ini merusak infrastruktur jalan raya.

"Kami menuntut pemerintah menertibkan dan menutup tambang ilegal. Kami juga telah melaporkan tambang ilegal ke Polres Pasuruan hingga Bareskrim Mabes Polri. Mereka yang melanggar aturan harus ditindak dan diproses hukum," kata Hanan.

Pada aksi sweeping tersebut, mereka mensinyalir masih adanya kegiatan penambangan pada perusahaan yang belum mengantongi perizinan Operasional Produksi. Salah satu diantaranya dari surat jalan angkutan kendaraan tambang dari PT Wika Beton Tbk.

Camat Pasrepan, Sudirman, sependapat dengan tuntutan untuk menertibkan dan menutup tambang ilegal diwilayahnya.

"Saya sangat setuju jika tambang ilegal ditutup. Saya mendukung," kata Sudirman saat dialog dengan pengunjukrasa.

Salah satu pelaku tambang yang turut serta dalam dialog tersebut, Muhammad Ali, menyatakan kegiatan pertambangan yang dilakukan sebagai upaya mensejahterakan masyarakat. Diantaranya membangun pondok pesantren guna mengurangi tindakan negatif para remaja.

"Sebelum ada tambang banyak remaja yang menjadi pelaku begal dan mengkomsumsi narkoba. Kami fokus  membentuk pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren. Jadi hasil tambang untuk membangun pondok," kata Ali yang juga pengurus Ponpes Roudlotul Murtadlo. (oni)