Ahmad Ali Respons Reshuffle Kabinet: Jokowi Selamanya Sahabat NasDem

"Kami tetap di pemerintahan sebagai komitmen yang pernah kami sampaikan, mengawal pemerintahan sejak 2014. Jadi, kami apapun, 'Kalau hari ini tidak disukai, kami pernah menjadi sahabat. Selamanya Jokowi menjadi sahabat bagi NasDem'," kata Ali, Senin (17/7).

Jul 18, 2023 - 15:05
Ahmad Ali Respons Reshuffle Kabinet: Jokowi Selamanya Sahabat NasDem

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali menegaskan partainya akan tetap menjadi sahabat bagi Presiden Joko Widodo dan akan tetap berada di koalisi pemerintah hingga akhir.

Ali merespons kocok ulang kabinet yang salah satunya telah menunjukkan Budi Arie Setiadi untuk mengisi pos Menkominfo yang ditinggalkan NasDem.

"Kami tetap di pemerintahan sebagai komitmen yang pernah kami sampaikan, mengawal pemerintahan sejak 2014. Jadi, kami apapun, 'Kalau hari ini tidak disukai, kami pernah menjadi sahabat. Selamanya Jokowi menjadi sahabat bagi NasDem'," kata Ali, Senin (17/7).

Ali mengaku menghargai keputusan Jokowi dengan kembali melakukan reshuffle. Dia menyebut pergantian menteri sebagai hak prerogatif presiden. Pihaknya mengaku tak mempermasalahkan meskipun jatah menteri NasDem berkurang satu.

NasDem, menurut Ali, merasa tak fair jika posisi Menkominfo kembali diduduki oleh wakil dari partainya.

Sebab, kasus korupsi menara BTS yang menjerat mantan Sekjen NasDem Johnny Plate saat ini masih berjalan di Kejagung.

"Biarlah kemudian ditempati orang lain. Jangan dari NasDem," kata Ali.

Namun begitu, Ali meminta kepada Jokowi agar menghormati keputusan NasDem yang telah mengusung Anies Baswedan.

Menurut dia, keputusan partainya itu sudah final. Selain itu, Ali juga meminta agar kasus korupsi BTS Kominfo diselidiki hingga tuntas.

Ali terutama menyoroti sejumlah pihak dalam kasus tersebut yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Menurut Ali, jumlah tersangka dan aliran dana yang diterima beberapa pihak itu tidak sesuai dengan jumlah angka kerugian yang pernah dirilis.

"Negara dirugikan Rp8 sekian triliun. Tapi orang yang diduga menerima aliran uang dengan nilai yang sangat kecil daripada kerugian negara itu kan," ucap Ali.(han)