4 Nyawa Melayang, APH Diminta Jangan Tutupi Kasus Meledaknya Tanki PMKS PT HPP
Aparat kepolisian diminta jangan sampai menutup - nutupi kasus meledaknya tangki berisi limbah di PMKS PT Hijau Prian Perdana ( HPP) yang menyebabkan hilangnya 4 nyawa pekerja.
NUSADAILY.COM – LABUHANBATU - Aparat kepolisian diminta jangan sampai menutup - nutupi kasus meledaknya tangki berisi limbah di PMKS PT Hijau Prian Perdana ( HPP) yang menyebabkan hilangnya 4 nyawa pekerja.
"Ini persoalan nyawa, tentunya kita berharap aparatur kepolisian dalam melakukan Lidik tentang kasus tersebut jangan sampai ada yang ditutup tutupi,"kata Sekretaris Partai Buruh Kabupaten Labuhanbatu Siswanto Bangun kepada Nusadaily.com, Minggu (08/05/2023) di Rantauprapat.
Menurut Siswanto Bangun yang akrab disapa Anto Bangun, meledaknya tangki yang katanya berisikan limbah pabrik, diduga kuat ada kelalaian dalam Standard Operasional Prosedur (SOP) pada proses pengoperasian mau pun proses pembuatan.
"Kenapa limbah pengolahan harus dibuang ke dalam tangki? Apa mereka belum punya kolam limbah? Kalau belum ada, kenapa pabrik sudah beroperasi! Kita ragukan, jangan - jangan ijin pabrik tersebut belum ada,"ujarnya.
Anto Bangun menegaskan, informasi yang disampaikan Kapolsek Panai Tengah Iptu H Naibaho, bahwasannya pekerja sedang mengecat tangki, tiba - tiba tangki meledak dan pekerja terpental hingga 10 meter, itu merupakan keterangan pihak perusahaan kepada dirinya.
"Boleh saja hal itu disampaikan kepada awak media sebagai keterangan sementara, tetapi jangan kemudian apa penyebabnya meledak tangki tersebut tidak transparan ketika nantinya ditanya awak media. Jangan sampai saling lempar bola,"tegasnya.
Dikatakannya lagi, dalam kasus yang menyebabkan hilangnya 4 nyawa pekerja, pihak perusahaan dan aparatur kepolisian menyatakan itu sebuah kecelakaan kerja.
"Memang benar itu kecelakaan kerja, tetapi ada penyebabnya. Ada kelalaian dari pihak manajemen perusahaan, ada SOP yang ditabrak. Jika seperti itu pasti ada pidananya dan tersangkanya,"imbuhnya.
Atas hal itu Anto menghimbau kepada pihak keluarga korban, agar jangan terburu - buru berdamai dan menerima dana santunan dari pihak perusahaan.
"Kita lihat dulu proses penegakan hukumnya, sekali saya katakan ini soal nyawa. Keluarga korban jangan cepat mau dibujuk untuk berdamai,"tandasnya.
FAKTA BELUM TERUNGKAP
Kejadian meledaknya tangki PMKS PT HPP masih menjadi tanda tanya. Rumori yang beredar, berseberangan dengan keterangan pihak perusahaan dan keterangan dari Kapolsek Panai Tengah.
Pasalnya, informasi yang diberikan oleh Rahmat selaku Humas PT HPP dan Kapolsek Panai Tengah Iptu H Naibaho, 4 pekerja yang tewas tersebut, saat itu sedang melakukan pengecatan di atas tangki yang berisikan limbah pabrik.
Sedangkan rumor yang berkembang, 4 pekerja yang tewas saat itu sedang melakukan pengelasan pada tangki yang berisikan limbah dan tangki yang berisikan CPO.
Ada pun korban yang meninggal dunia yaitu, Rizal (47) warga Jalan Marelan 5 Medan.
Hardiansyah (24) warga Desa Keriahen Tani, Kecamatan Pancur Baru, Kabupaten Deli Serdang.
Marihot Silaen (38) warga Jalan Ampera Desa Perbaungan Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu.
Alex Manik (27), Dusun Batu 8 Desa. Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.
Pada pemberitaan sebelumnya, Humas PT HPP Rahmat Harahap, dikonfirmasi awak media ini apa penyebabnya meledak tangki tersebut, mengaku belum mengetahui apa penyebabnya.
Sementara itu, Kapolsek Panai Tengah Iptu H Naibaho SH, dihubungi awak media ini via seluler tentang tragedi tersebut, mengaku masih melakukan identifikasi.
"Sabar dulu ya, kita masih melakukan identifikasi,"jawabnya singkat.
(jok/roi)