Soal Tekanan Kekuasaan, Cak Imin-Anies Ungkit Hal Berbeda

Cak Imin pun merespons pernyataan Hasto yang mengaku tengah membuka komunikasi dengan pasangan AMIN soal tekanan kekuasaan jelang Pilpres 2024. Menurut Cak Imin, ia dan Anies tak pernah memutus silaturahmi.

Nov 20, 2023 - 14:59
Soal Tekanan Kekuasaan, Cak Imin-Anies Ungkit Hal Berbeda

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengungkit peristiwa yang dialami Anies Baswedan yang tidak bisa mengisi diskusi di Universitas Gadjah Mada (UGM) saat ditanya perihal tekanan kekuasaan untuk pasangan AMIN.

Soal tekanan kekuasaan itu sebelumnya disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

"Mas Anies di UGM kemarin enggak bisa ceramah," ujar Cak Imin saat menghadiri agenda '13 Tahun Mata Najwa' di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu (19/11) malam.

Cak Imin pun merespons pernyataan Hasto yang mengaku tengah membuka komunikasi dengan pasangan AMIN soal tekanan kekuasaan jelang Pilpres 2024. Menurut Cak Imin, ia dan Anies tak pernah memutus silaturahmi.

"Ya, pokoknya sebagai sesama jangan memutus silaturahmi. Pada semua kandidat jangan memutus silaturahmi, jangan memutus tali persahabatan," katanya.

Sebelumnya, panitia acara diskusi yang bertajuk 'Indonesian Future Stadium Generale' mengklaim tak mendapatkan rekomendasi atau izin dari rektorat kampus untuk mengundang Anies sebagai narasumber.

Panitia mengklaim pihak yang mengaku rektorat mengancam akan membubarkan acara yang digelar di Auditorium MM UGM jika mereka tetap mengundang capres dari Koalisi Perubahan tersebut.

Acara diskusi yang sedianya digelar pada Jumat (17/11) itu diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Bersama Indonesia.

Anies diundang dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 membahas topik 'Finding Justice Development for the Future of Indonesia: Promoting Jakarta 'Kota Kolaborasi' as a Pioneer of Global Sharing City'.

Beberapa waktu lalu, Anies sudah buka suara merespons kejadian tersebut.

"Media bisa menilai, seharusnya kampus netral," kata Anies usai Ijtima Ulama di Sentul, Bogor, Sabtu (18/11).

Anies: Tekanan Hidup Rakyat Lebih Besar

Terpisah, Calon presiden (capres) Anies Baswedan merespons pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut adanya tekanan kekuasaan dan hukum jelang Pilpres 2024.

Anies menegaskan apapun tekanan yang dialami ia dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), tak ada apa-apanya dibandingkan tekanan yang dirasakan rakyat saat ini.

"Seberat-beratnya tekanan itu (kekuasaan), tekanan rakyat lebih besar," ujar Anies di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, Minggu (19/11).

Menurutnya, masyarakat merasakan tekanan ekonomi yang berat. Ia mencontohkan soal minimnya lapangan kerja untuk masyarakat usia produktif.

Karena itu, Anies mengaku akan terus berjuang agar tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat bisa hilang.

"Mengapa sekarang kami memilih gerakan perubahan? Karena kami ingin rakyat yang mendapat tekanan besar terbebaskan," ujar Anies.

"Kami hadapi karena tekanan yang kami alami tak ada apa-apanya dibanding tekanan hidup rakyat," ucapnya.

Hasto sebelumnya mengatakan banyak tekanan kekuasaan dan hukum jelang Pilpres 2024.

Ia pun mengaku juga sudah berkomunikasi dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar soal tekanan itu.

Ia yakin pasangan Anies-Muhaimin juga merasakannya. Menurut dia, banyak jenis tekanan telah ditemukan hingga ke daerah.

"Penggunaan suatu instrumen hukum, penggunaan instrumen kekuasaan, dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama," kata Hasto di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11).

Sementara itu, Juru Bicara Anies Baswedan, Billy David, mengatakan tak ada komunikasi antara Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin dengan PDIP soal tekanan kekuasaan jelang Pilpres 2024.

Ia menerangkan Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali juga membantah ada komunikasi antarpartai.

"Sejauh ini tidak ada komunikasi apapun dengan Timnas AMIN. Sudah dibantah juga lewat pernyataan Pak Ahmad Ali Waketum Nasdem bahwa tidak ada komunikasi antar partai ternyata," kata Billy, Minggu.

Billy mengaku tak mengetahui seperti apa tekanan yang dimaksud Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Namun, ia menyarankan PDIP introspeksi daripada 'playing victim' atau berpura-pura jadi korban.(han)