Setrika Adik Kelas, Santri di Lawang Jadi Tersangka, Motif Karena Iri Dengan Korban

Feb 22, 2024 - 17:00
Setrika Adik Kelas, Santri di Lawang Jadi Tersangka, Motif Karena Iri Dengan Korban
Tersangka kasus penganiayaan dengan menyeterika korban digelandang petugas Polres Malang

NUSADAILY.COM – MALANG - Satreskrim Polres Malang gerak cepat menangani kasus penganiayaan santri di salah satu pondok pesantren di wilayah Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, yang sempat viral di media sosial. Kamis (22/2/24) polisi menetapkan Ahmad Firdaus sebagai tersangka.

 

"Kami sudah memeriksa lima orang saksi. Dari hasil pemeriksaan dan saksi dan penyidikan, kami menetapkan Ahmad Firdaus sebagai tersangka," ungkap Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah dalam rilis Kamis (22/2/24).

 

Ahmad Firdaus berstatus sebagai pelajar kelas XII. Dia juga sekaligus santri di Ponpes tersebut. Sementara korban, yakni berinisial ST (15), juga seorang santri dan pelajar kelas IX SMP.

 

"Meskipun tersangka sudah berusia dewasa, tetapi tidak kami lakukan penahanan. Pertimbangannya, karena tersangka masih berstatus pelajar dan sedang persiapan menghadapi ujian nasional," jelas Gandha.

 

"Dan perlu diketahui, sebelumnya kasus ini sudah pernah ada upaya mediasi namun gagal," sambungnya.

 

Dijelaskan Gandha, kasus yang sempat viral di media sosial ini, terjadi pada 4 Desember 2023. Kejadiannya sekitar pukul 14.30 WIB di ruang laundry lantai empat Pondok Pesantren.

 

Saat itu, korban datang ke ruang laundry. Dia menanyakan pada tersangka perihal pakaian yang dia laundry. "Mas wes mari ta laundry ne (mas sudah selesai kah laundry-nya, red)," tanya korban saat itu.

 

Mungkin karena pertanyaannya dianggap kasar, tersangka langsung merangkul korban. Lalu ditidurkan di atas meja setrika. Tersangka langsung menyetrika dada sebelah kiri korban hingga mengakibatkan luka bakar.

 

"Tersangka kami jerat pasal 80 ayat 1 dan 2 Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak," ujarnya.

 

Lebih lanjut, Gandha mengatakan, bahwa selama ini korban memang sering dibully oleh tersangka. Selain dipukul dan ditendang juga diejek.

 

"Motifnya karena tersangka merasa iri dengan korban. Sebab korban dianggap dengan para pimpinan Ponpes," paparnya. (ap/wan)