Sejarah dan Kiprah Rabithah Alawiyah, Organisasi Penjaga Silsilah Rasulullah

Rabithah Alawiyah merupakan organisasi Islam yang menaungi para keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW di Indonesia dan menghimpun WNI keturunan Arab. Organisasi yang didirikan pada tahun 1928 ini memiliki pelayanan untuk pencatatan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.

Apr 24, 2023 - 16:17
Sejarah dan Kiprah Rabithah Alawiyah, Organisasi Penjaga Silsilah Rasulullah

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Pada bulan Desember 2019 lalu publik dihebohkan dengan seseorang bernama Jafar Shodiq yang melakukan penghinaan terhadap Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin.

Jafar Shodiq dalam ceramahnya di media sosial kerap kali dipanggil dengan sebutan 'habib'.

Melihat kelakuan Jafar Shodiq yang melakukan penghinaan itu, orang-orang banyak yang meragukan asal-usul keturunannya sehingga disebut habib. Ketua Umum Rabithah Alawiyah saat itu, almarhum Zen Bin Smith langsung bereaksi meminta panggilan habib tak disematkan kepada Jafar.

"Ini bukan habib, tapi sayyid yang perlu pendidikan akhlak," tegas Zen Bin Smith kala itu.

Rabithah Alawiyah merupakan organisasi Islam yang menaungi para keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW di Indonesia dan menghimpun WNI keturunan Arab. Organisasi yang didirikan pada tahun 1928 ini memiliki pelayanan untuk pencatatan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.

Rabithah Alawiyah awalnya bernama Al-Rabithatoel Al-Alawijah. Organisasi ini baru resmi menjadi perkumpulan legal (rechtspersoon) pada 27 Desember 1928.

Saat itu, Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah bermarkas di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka punya beberapa cabang antara lain di Surabaya, Bondowoso, Solo, Gresik, Semarang, dan Pekalongan.

Di laman resminya, pendiri Rabithah Alawiyyah, Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad berinisiatif untuk melakukan pencatatan nasab As-Saadah Al-Alawiyin yang berada di Indonesia. Alawiyyin adalah sebutan yang merujuk kepada keturunan Imam Al Arif billah Asy Syarif Alawi bin Ubaidillah bin Al Imam Ahmad Al Muhajir, keturunan dari Nabi Muhammad SAW.

Dari keturunan Imam Al Arif Billah Asy Syarif Alawi bin Ubaidillah bin Al Imam Ahmad Al Muhajir inilah dakwah Islam kemudian menyebar ke Indonesia.

Pada tanggal 10 Maret 1932, Rabithah Alawiyah membentuk lembaga khusus bernama Maktab Daimi yang bertugas memelihara sejarah dan mencatat nasab keturunan Nabi Muhammad SAW.

Mengutip riset Abu Yazid Adnan Quthny dan Ahmad Muzakki yang diterbitkan di jurnal Asy-Syari`ah: Jurnal Hukum Islam (2021) menjelaskan keturunan Alawiyin atau Saadah terdiri dari 114 marga.

Kemudian, sekitar 1,2 juta orang yang berhak menyandang sebutan 'Habib' di kalangan Arab-Indonesia.

Di Indonesia, segelintir marga yang familiar dari Alawiyin seperti Al-Attas, Assegaf, Al Jufri, Alaydrus hingga Syahab dan lainnya.

Seorang keturunan Alawiyin yang perlu mencatatkan diri bisa datang langsung ke Kantor Rabithah Alawiyah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Rabithah Alawiyah mensyaratkan seseorang yang ingin mencatatkan nasabnya harus berusia minimal tujuh tahun. Mereka juga wajib menyertakan lima sampai tujuh pendahulu dan saksi yang menguatkannya.

Setelah diproses dan diteliti, pemohon nantinya akan mendapat buku nasab yang berbentuk seperti paspor sebagai bukti identitas Alawiyin. Dalam buku itu berisikan jaringan seperti pohon yang berisi silsilah runutan keturunan hingga Nabi Muhammad SAW.

Kiprah Sosial Keagamaan
Dalam laman resmi mereka, Rabithah Alawiyah merupakan organisasi bagi orang Hadrami, khususnya keluarga Ba'Alawi atau keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia. Meski terkesan eksklusif, namun kegiatan sosial keagamaan yang mereka jalani tetap terbuka untuk semua kalangan.

Beberapa alasan pendirian organisasi ini adalah untuk memajukan bangsa Arab Hadrami, menguatkan tali persaudaraan antara golongan sayyid dan orang Arab Hadrami, serta melaksanakan dan menyebarkan pengajaran agama Islam dan bahasa Arab juga ilmu lainnya.

Perkembangan Alawiyin turut mengikuti pasang surutnya pergerakan zaman di Indonesia. Di laman resmi Rabithah Alawiyah mengatakan sebelum Indonesia merdeka, banyak di antara anggotanya terjun ke bidang politik bergabung ke dalam Partai Arab Indonesia (PAI).

PAI kala itu dipimpin oleh tokoh bernama Abdurahman Baswedan Upaya ini dilakukan mengingat partai-partai Nasionalis masih belum membuka diri untuk keturunan asing.

Setelah Indonesia merdeka dan Partai Arab Indonesia dibubarkan, anggotanya turut berkiprah di partai-partai politik sesuai dengan pilihannya masing-masing.

Selain menjaga silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW, Rabithah Alawiyah juga bergerak di bidang sosial keagamaan sampai saat ini. Organisasi ini mempunyai jaringan kerja dengan majelis taklim di seluruh Indonesia yang dikelola oleh para keturunan Alawiyin.

Rabithah juga memiliki Panti asuhan bernama Daarul Aitam yang berada di Jakarta dan Pekalongan. Organisasi ini juga kerap memberikan beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan.

Saat ini, Rabithah Alawiyah dipimpin oleh Habib Taufiq Bin Abdul Qodir Assegaf. Organisasi ini bermarkas di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.(cnn/han)