Gubernur Koster Disebut Munafik Usai Tolak Timnas Israel di Piala Dunia U-20

Ia menilai sikap Gubernur Bali Wayan Koster yang menolak Timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20 dengan alasan perlawanan atas alasan kemanusiaan ialah sebuah kemunafikan. Ia menduga sikap Koster bentuk ketakutan terhadap partai.

Apr 9, 2023 - 19:06
Gubernur Koster Disebut Munafik Usai Tolak Timnas Israel di Piala Dunia U-20
Forum Peduli Bali gelar diskusi pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 (Siti Muamalah/detikBali)

NUSADAILY.COM – DENPASAR - Praktisi Pariwisata Hery Angligan menuding Gubernur Bali, Wayan Koster munafik setelah memutuskan untuk menolak Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20.

Ia menilai sikap Gubernur Bali Wayan Koster yang menolak Timnas Israel ikut dalam Piala Dunia U-20 dengan alasan perlawanan atas alasan kemanusiaan ialah sebuah kemunafikan. Ia menduga sikap Koster bentuk ketakutan terhadap partai.

"Saya pikir itu munafik. Kenapa nggak jujur saja deh 'saya melaksanakan perintah ketua partai saya.' Sehingga, masyarakat menyadari kamu gubernur partai. Bukan Gubernur Bali," ujar Hery dalam diskusi yang digelar Forum Peduli Bali di Warung Kubukopi, Kamis (6/4/2023) lalu.

Lebih lanjut Hery mengingatkan pariwisata menjadi 'kiblat' bagi Bali. Hal itu juga jelas tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata. Dalam UU itu disebutkan pariwisata Indonesia ialah pariwisata berkualitas, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

Kenyataannya, kebijakan-kebijakan yang menomorsatukan pariwisata berubah menjadi standar ganda saat menghadapi perhelatan Piala Dunia U-20, di mana FIFA membatalkan Bali dan lima provinsi lainnya di Indonesia sebagai tuan rumah.

"Justru pertanyaan kita, apa arah dari kebijakan pemerintah daerah terkait pariwisata itu sendiri? Apa tentang penolakan Israel pada 1962 saat itu? Itu masa lalu. Kalau konstitusi yang menjadi permasalahan, kenapa nggak konstitusi itu yang kita cabut," tegas Hery.

Standar ganda, kata Hery, ketika di satu sisi mengagung-agungkan pariwisata untuk bangkit. Tetapi di sisi lain, menjegal pariwisata itu sendiri secara tidak langsung. Padahal, Bali cukup terpuruk saat dihantam pandemi COVID-19 selama tiga tahun.

Kini, nasi sudah menjadi bubur. Indonesia bukan cuma gagal menggelar Piala Dunia U-20, tetapi juga kehilangan potensi cuan.

"Opportunity loss pariwisata akibat pembatalan Rp 3,7 triliun, Rp 500 miliar dari prasarana yang dibangun. Lalu, Rp 500 miliar dari penyelenggaraan, transportasi," terang Hery.

Sebelumnya, Pengamat Pariwisata sekaligus Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Putu Anom juga mengatakan miliaran rupiah potensi cuan menguap dari batalnya gelaran Piala Dunia U-20.

Potensi cuan itu terutama berasal dari akomodasi, seperti hotel dan restoran, termasuk devisa. "Belum lagi, biaya yang mereka (tamu) keluarkan untuk hotel, makan, transportasi," terang dia.

Di sisi lain, kata Anom, penolakan Gubernur Koster terhadap kesebelasan Israel pun tak sesuai dengan keinginan untuk memulihkan pariwisata pasca-pandemi yang dicanangkan selama ini.(eky)