Rumah Sakit Terbesar di Gaza Rusak Diserang Israel

Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, fasilitas medis terbesar yang masih berfungsi di Jalur Gaza sebelum serangan Israel pekan lalu, kini sudah tidak berfungsi lagi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu, 18 Februari 2024.

Feb 19, 2024 - 06:49
Rumah Sakit Terbesar di Gaza Rusak Diserang Israel

NUSADAILY.COM – GAZA - Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, fasilitas medis terbesar yang masih berfungsi di Jalur Gaza sebelum serangan Israel pekan lalu, kini sudah tidak berfungsi lagi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu, 18 Februari 2024.

 

"Rumah sakit Nasser di #Gaza tidak berfungsi lagi, setelah pengepungan selama seminggu yang diikuti penggerebekan yang sedang berlangsung," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah unggahan di media sosial yang dilansir dari medcom.id.

 

Mengutip dari laman Miami Herald, Senin, 19 Februari 2024, Tedros mengatakan tim WHO yang membawa bahan bakar telah dua kali ditolak masuk ke Rumah Sakit Nasser dalam upaya menilai kondisi pasien serta kebutuhan medis.

 

Ia menambahkan, ada sekitar 200 pasien yang masih dirawat di rumah sakit tersebut, dan setidaknya 20 orang sangat membutuhkan rujukan ke tempat lain.

 

Khan Younis di Gaza selatan telah menjadi fokus serangan Israel selama berminggu-minggu karena dinilai sebagai pusat operasi kelompok pejuang Palestina Hamas.

 

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya telah menangkap lebih dari 100 militan, termasuk 20 orang yang berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang Hamas-Israel. Serangan ke Rumah Sakit Nasser telah dilancarkan sejak Kamis lalu dalam upaya Israel mencari sandera tersisa.

 

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 70 personel medis termasuk di antara mereka yang ditangkap. Kini hanya ada empat staf medis yang merawat pasien, dan beberapa yang dirawat di rumah sakit juga ditahan. Sebelas pasien meninggal karena hilangnya aliran listrik dan oksigen di rumah sakit akibat penggerebekan Israel, lapor BBC.

 

Tedros memperingatkan akan ada lebih banyak korban jiwa jika pasien yang memiliki kebutuhan kritis tidak mendapatkan perawatan tepat. "Biaya keterlambatan akan ditanggung oleh nyawa pasien," ucapnya.(*)