Rezim Kim Jong Un Dikritik Gegara Utamakan Pakan Ternak daripada Makanan Rakyat

Sejumlah sumber di Korut menuturkan bahwa para peternak menerima banyak jatah pakan ternak di peternakan kolektif yang ada di negara terisolasi tersebut, sementara jatah tahunan untuk para petani dikurangi

Jan 10, 2023 - 23:51
Rezim Kim Jong Un Dikritik Gegara Utamakan Pakan Ternak daripada Makanan Rakyat
petani di korut/ ist

NUSADAILY.COM – PYONGYANG - Warga Korea Utara (Korut) mengeluhkan sikap pemerintah yang lebih mengutamakan pakan ternak, terutama lembu atau sapi pekerja, dibandingkan warganya. Di tengah musim dingin yang menyelimuti Korut, pemerintah menyisihkan pakan untuk ternak, namun memotong jatah makanan untuk petani menjadi separuhnya.

Seperti dilansir Radio Free Asia, Selasa (10/1/2023), sejumlah sumber di Korut menuturkan bahwa para peternak menerima banyak jatah pakan ternak di peternakan kolektif yang ada di negara terisolasi tersebut, sementara jatah tahunan untuk para petani dikurangi setengahnya karena panen yang buruk.

BACA JUGA : Mengungkap Cerita Asmara Sang Diktator Korut Kim Jong Un

Langkah tersebut tampaknya dimaksudkan untuk menggenjot produksi panen di Korut.

Seorang sumber dari Provinsi Pyongyang Selatan menuturkan kepada Radio Free Asia bahwa distribusi biji-bijian untuk musim dingin di peternakan kolektif yang ada di distrik Maengsan berakhir pada Desember lalu.

"Distribusi tahun ini yang diterima oleh para petani hanya mencapai jatah makanan setengah tahun," sebut sumber tersebut.

"Namun, biji jagung dan batang jagung sebanyak 100 kilogram telah dipasok untuk sapi-sapi pekerja di peternakan kolektif," tutur sumber itu. Lembu jantan atau sapi pekerja biasanya digunakan untuk menarik bajak dan melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

BACA JUGA : Norma Risma Dilaporkan Eks Suami, Hotman Paris: Norma Punya Bukti Kuat  

"Akibatnya, para petani mengeluhkan bahwa sapi-sapi diperlakukan lebih baik daripada manusia, dan bahwa sapi-sapi lebih penting dari manusia," ucap sumber tersebut.

Sejumlah sumber di Korut juga menyebut bahwa suhu udara menurun hingga jauh di bawah titik beku, dan saat makanan menjadi semakin langka, banyak orang yang dilaporkan hilang, yang diyakini mati kelaparan atau mati membeku.

Di tengah situasi memilukan itu, Radio Free Asia juga menerima laporan bahwa anak-anak gelandangan yang menjadi pengemis -- disebut kotebji -- meninggal di jalanan.

Para pekerja di Korut juga dilaporkan meninggalkan rumah untuk mencari nafkah lain dengan berburu dan mencari ikan di area-area terpencil karena tidak mampu membeli makanan. (ros)